PM Israel Mentahkan Perjanjian Annapolis, Jalur Ghaza Digempur

Belum genap seminggu pertemuan Annapolis, Israel mementahkan kembali kesepakatannya untuk mewujudkan perdamaian dengan Palestina pada tahun 2008. Di hadapan kabinetnya, PM Israel Ehud Olmert mengatakan bahwa ia tidak terikat dengan batas waktu itu.

"Kita akan berupaya untuk mempercepat negosiasi dengan harapan kita bisa mencapai hasil pada akhir tahun 2008, tapi tidak ada komitmen untuk jangka waktu yang pasti untuk penyelesaiannya, " ujar Olmert.

Di depan anggota kabinetnya, Olmert juga mengatakan bahwa Israel harus hati-hati dan ia tidak akan membuat konsesi apapun jika Palestina tidak mengambil sikap yang sama dengan upaya Israel mewujudkan perdamaian itu. Ia menyatakan, kemajuan dalam mencapai perdamaian tergantung pada kepatuhan Palestina terhadap komitmen yang sudah ditetapkan AS dalam Peta Jalan Damai.

"Dengan kata lain, Israel tidak harus melakukan komitmen apapun yang ditetapkan dalam kesepakatan-kesepakatan sebelum semua komitmen dalam Peta Jalan damai dipenuhi, " tukas Olmert.

Pernyataan Olmert mementahkan kembali janjinya dalam konferensi Annapolis, setelah sebelumnya, AS juga menarik draft resolusi PBB yang akan mengesahkan kesepakatan Annapolis. Alasan AS menarik resolusi itu, karena resolusi tersebut dianggap tidak pantas.

Israel sendiri tidak menunjukkan niat baiknya untuk berdamai dengan Palestina. Karena sejak Konferensi Annapolis berlangsung, hingga ada kesepakatan, Israel terus melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap warga Palestina.

Hari Minggu (2/12) Israel menembakkan senjata-senjata artilerinya ke wilayah Jalur Ghaza, yang menyebabkan seorang pejuang Palestina tewas dan lima orang lainnya luka-luka.

Militer Israel mengatakan, mereka menembak "bayangan mencurigakan" yang mengendap-endap di perbatasan. Beberapa jam sebelumnya, tiga prajurit Israel mengalami luka ringan akibat serangan mortir dari Jalur Ghaza. (ln/iol/aljz)