Polisi Palestina Tangkap Anggota Hamas Terkait Pembunuhan Meir-Khamis

foto: lokasi penembakan Mer-Khamis

Polisi Palestina menangkap seorang anggota Hamas terkait kasus pembunuhan terhadap aktor dan sutradara terkemuka, Juliano Mer-Khamis. Sutradara berdarah campuran Arab Palestina-Yahudi itu tewas ditembak oleh orang tak dikenal di kota Jenin, pada Senin (4/4).

Seorang pejabat intelijen Palestina yang tidak mau diungkap jati dirinya, mengungkapkan soal penangkapan anggota Hamas itu. "Salah satu dari beberapa orang yang ditangkap adalah tersangka utama, ia anggota Hamas dan masih menjalani proses interogasi," kata sumber intelijen tadi.

Gubernur Jenin, Qaddoura Moussa membenarkan adanya penangkapan itu, tapi tidak mau memberikan detil jati diri tersangka. Ia hanya mengatakan, beberapa tersangka yang ditangkap, kemudian dibebaskan.

"Aparat keamanan sudah menangkap beberapa orang, yang sekarang masih dalam penyelidikan," ujar Moussa.

Mer Khamis, 52, ditembak oleh seseorang yang menggunakan penutup muka, saat berkendaraan dengan anaknya yang masih bayi dan seorang pengasuh anaknya, di dekat Teater Freedom yang didirikannya di kamp pengungsian Palestina di kota Jenin, Tepi Barat.

Pembunuhan itu diduga berkaitan dengan aktivitas Mer-Khamis sebagai sineas dan keberadaan teater yang dibangun Mer-Khamis pada tahun 2006. Sebagian warga Palestina tidak suka dengan keberadaan teater itu. Mereka menilai Mer-Khamis sudah membawa budaya liberal ke tengah masyarakat muslim Palestina.

Sejak berdirinya, teater itu sudah dua kali mengalami serangan. Dalam wawancara di tahun 2009, setelah teaternya mengalami kebakaran, Mer-Khamis mengatakan, "Kami diserang oleh segelintir orang yang beranggapan bahwa seni akan menggerogoti perjuangan rakyat Palestina."

"Mereka menempelkan selebaran yang menyebut saya Yahudi Zionis, yang tangannya harus dipotong," kata Mer-Khamis.

Sejak kecil hingga akhir hayatnya, Mer-Khamis yang pernah bertugas sebagai pasukan penerjun payung militer Israel, tinggal di kamp pengungsian Jenin yang dihuni 16.000 pengungsi Palestina. Filmnya berjudul "Arna’s Children" yang mengisahkan tentang kehidupan ibunya dan perjuangan para pengungsi Palestina setelah perlawanan Intifada pertama tahun 1990-an, memenangkan penghargaan film dokumenter terbaik dalam Tribeca Film Festival tahun 2004. (ln/rts)