Sekjen PBB: Situasi Irak Sekarang Lebih Buruk Dibandingkan pada Masa Saddam Hussein

Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mengungkapkan, Irak kini dalam situasi yang sangat berbahaya. Ia menilai, kondisi masyarakat Irak sekarang jauh lebih buruk dibandingkan ketika massa Saddam Hussein.

"Ketika kita melihat ada pertikaian di Libanon dan tempat-tempat lainnya, kita menyebutnya perang sipil, ini (Irak-red) jauh lebih buruk," kata Annan dalam wawancara dengan televisi dan radio BBC yang akan disiarkan pada hari ini, Senin (4/12).

Annan, yang akan mengakhiri jabatannya sebagai Sekjen PBB pada 31 Desember mendatang, mempertanyakan kemampuan para pemimpin Irak dalam memecahkan pertikaian di negerinya. Ia menyatakan setuju pada pernyataan rakyat Irak yang mengatakan bahwa kehidupan mereka sekarang lebih buruk dibandingkan pada masa Saddam Hussein.

"Saya pikir mereka benar, melihat kehidupan rata-rata rakyat Irak," ujar Annan.

Ia menyambung,"Jika saya seorang Irak, tentu saja saya akan membuat perbandingan yang sama-bahwa mereka dipimpin oleh seorang diktator yang brutal, tapi mereka masih bisa menguasai jalan-jalan dan mereka masih bisa pergi kemana saja, anak-anak mereka masih bisa sekolah dan pulang ke rumah tanpa ayah dan ibunya merasa khawatir ‘akankah saya akan melihat anak saya lagi’?"

Menurut Annan, pemerintah Irak tidak mampu mengatasi kekerasan yang terjadi di negaranya.

Kekacauan yang terjadi di Irak saat ini, tidak lepas dari ambisi AS yang menginvasi Irak pada 2003 lalu atas dasar tuduhan bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal, meski sampai detik ini tuduhan itu tidak pernah terbukti.

AS mengambil langkah sendiri ketika menyerang Irak, tanpa "restu" dari PBB. Dikalangan anggota Dewan Keamanan PBB sendiri terjadi perbedaan pendapat antara yang setuju dan tidak setuju dengan invasi AS ke Irak. Sekjen PBB, Kofi Annan, saat itu menyebut tindakan AS sebagai tindakan "ilegal."

Sekarang, melihat kondisi rakyat Irak yang makin menyedihkan, Annan dengan nada menyesal mengatakan,"Saya sangat meyakini, kita seharusnya pada saat itu mencegah perang dan jika kita bekerja lebih keras lagi, memberikan waktu sedikit lagi bagi tim pengawas (tim pengawas senjata berbahaya dari PBB-red), kita seharusnya bisa mencegahnya.

Sementara itu, pasukan AS mengintensifkan serangan udaranya di Irak. Dalam serangan udara Minggu (3/12) ke Baghdad bagian Barat, pasukan AS menewaskan dua orang perempuan dan seorang anak.

Warga di desa al-Lihaib dekat Desa Garmah mengungkapkan, sedikitnya 24 orang tewas dan sejumlah bangunan hancur. Desa Garmah terletak 80 kilometer sebelah barat Baghdad, bagian dari provinsi al-Anbar yang merupakan basis para pejuang Sunni.

Dalam pernyataannya militer AS menyatakan, setelah serangan udara menghancurlam gedung-gedung, pasukan koalisi baru bisa memutuskan bahwa lima pejuang yang mereka sebut "teroris", besama dua orang perempuan dan seorang anak terbunuh. (ln/aljz)