Salat Jumat Tetap di Sekolah, Meski di Kafetaria

Sebuah sekolah menengah di Toronto, Kanada menyatakan akan mempertahankan kebijakan menyediakan tempat untuk keperluan salat Jumat bagi siswanya yang muslim.

Sudah tiga tahun ini, Valley Park Middle School yang memiliki 300 siswa-siswi muslim, menyediakan tempat di kafetaria untuk pelaksanaan salat Jumat. Sekolah itu memutuskan untuk menyediakan tempat untuk salat Jumat, karena sebelum kebijakan itu diberlakukan, siswa muslim yang akan salat Jumat, terpaksa meninggalkan kelas lebih awal. Mereka salat Jumat di luar sekolah dan kadang tidak kembali ke kelas usai salat.

"Ini adalah solusi terbaik untuk menghindari siswa mengorbankan waktu belajarnya," kata Jim Spyropoulos, pegawas sekolah-sekolah inklusif di Toronto.

Kebijakan Valley Park Middle School juga mendapat dukungan dari juru bicara sekolah tingkat distrik, Shari Schwartz-Maltz. Ia mengatakan, sekolah-sekolah selayaknya mengakomodasi kebutuhan religius siswa-siswanya.

Tapi penjelasan itu tidak membuat puas sejumlah orang tua siswa yang marah. Lewat acara radio dan blog, menuding pihak sekolah pilih kasih dan lebih memberikan perhatian pada siswa muslim. Kelompok Canadian Hindu Advocacy dan Jewish Defense League menentang keras pelaksanaan salat Jumat di dalam sekolah, dengan dalih sistem sekolah publik tidak mengizinkan pelaksanaan ibadah di lingkungan sekolah.

Direktur Canadian Hindu Advocacy, Ron Banerjee menuduh kelompok-kelompok Islam telah "menerapkan pandangan" dan "menyebarkan ideologi" mereka di sekolah-sekolah.

Uniknya, kelompok Muslim Canadian Congress juga terkesan mendukung kelompok yang menolak pelaksanaan salat Jumat di Valley Park Middle School. Organisasi ini menghimbau pihak sekolah mencabut kebijakannya, atau jika tidak, melakukan pengawasan ketat untuk mencegah penyebaran radikalisme di kalangan siswa sekolah.

Sementara itu, pihak sekolah menyatakan, selama tiga tahun menerapkan kebijakan salat Jumat di dalam lingkungan sekolah, tidak ada protes dari pihak lain. Protes mulai muncul belakangan ini gara-gara tulisan seorang blogger sayap kiri di blognya yang mempersoalkan salat Jumat di sekolah itu. (kw/HuffPost)