Tim Penyidik Inggris Curigai Lembaga National Health Service

Kepolisian Inggris kini memfokuskan perhatiannya pada lembaga National Health Service, pasca insiden Glasgow dan sejumlah penemuan yang diduga sebagai upaya aksi terorisme di Inggris.

Lembaga itu menjadi target setelah kepolisian mengklaim menemukan petunjuk bahwa delapan dari para tersangka pelaku insiden itu, berprofesi sebagai dokter dan petugas bantuan medis. Aparat berwenang di Inggris juga mengatakan, para tersangka pelaku rencana peledakan bom di London Tengah dan pelaku yang membenturkan jeepnya ke terminal bandara Glasgow adalah orang yang sama.

"Semuanya pegawai di National Health Service, beberapa di antaranya bekerja di rumah-rumah sakit di Inggris dan Skotlandia, " demikian keterangan polisi.

Para pakar dan pejabat di Inggris menambahkan, dari bukti yang ditemukan, para pelaku diduga berkumpul di Inggris-dan bukan di luar negeri-untuk merencanakan aksinya.

Menurut kepolisian, di antara para tersangka terdapat seorang dokter asal Irak, dua dokter dari India, satu orang dokter asal Libanon serta seorang dokter asal Yordania beserta isterinya. Seorang dokter lagi dan seorang mahasiswa kedokteran diduga berasal dari Timur Tengah.

Sejauh ini, belum ada tuduhan yang dikenakan pada para tersangka. Tim penyelidik meyakini, satu di antara para tersangka itu adalah otak dari semua rencana aksi serangan tersebut, termasuk satu orang yang ditangkap di Australia.

Aparat kepolisian masih memburu para tersangka lainnya, termasuk seorang tersangka kelahiran Inggris. Seorang pejabat di Inggris menyatakan, beberapa tersangka yang sudah tertangkap masuk dalam database M15, lembaga intelejen dalam negeri Inggris.

Sementara itu, seorang penyelidik senior Inggris berangkat ke Australia, setelah Australia menyatakan telah menangkap seorang dokter Selasa kemarin, yang diduga terlibat dalam insiden di Inggris dan Glasgow. Dokter bernama Muhammad Haneef, 27, asal India ditangkap di bandara di timur kota Brisbane, ketika akan berangkat ke luar negeri. Australia mengungkapkan, penangkapan itu dilakukan atas informasi dari pemerintah Inggris. (ln/aljz)