Usamah bin Ladin: Menolak Hamas, Bagian dari Upaya Memberangus Islam

Pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin, Minggu (23/4) mengatakan, segala upaya untuk mengisolasi pemerintahan Palestina pimpinan Hamas, merupakan bukti untuk memberangus Islam.

"Mereka (Barat) menolak Hamas setelah Hamas memenangkan pemilu…ini menegaskan adanya sebuah perang Zionis terhadap umat Islam," kata bin Ladin dalam rekamannya yang disiarkan oleh stasiun televisi Al-Jazeera.

Rekaman yang keasliannya sudah dikonfirmasi ini merupakan penampikan pertama bin Ladin dalam tiga bulan ini. Rekaman itu sebagai respon atas isolasi yang dilakukan AS dan Uni Eropa dengan cara menghentikan bantuan pada pemerintah Palestina setelah Hamas memegang tampuk pemerintahan.

Isolasi yang dilakukan AS dan Uni Eropa, memcu kecaman keras dari berbagai kalangan. Antara lain dari Alain Gresh, pemimpin redaksi majalah diplomarik terbitan Perancis, Le Monde. Ia mengatakan, penolakan Barat terhadap Hamas setelah faksi pejuang Palestina itu memenangkan pemilu secara demokratis, menyebabkan reformasi politik dan demokrasi yang diserukan Barat di wilayah itu menjadi sia-sia dan tidak signifikan.

"Sikap seperti ini memberikan alasan bagi rejim-rejim di Arab untuk menarik diri dari harapan akan adanya reformasi, karena Barat sendiri tidak menghormati hasil proses demokratis di wilayah Palestina," kata Gresh dalam wawancara dengan Islamonline belum lama ini.

Dalam kutipan singkat rekaman yang disiarkan Aljazera, bin Ladin menuding masyarakat Barat ikut bertanggung jawab atas perang mereka terhadap Islam.

"Perang ini merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Perang terus berlanjut dan rakyat mereka tetap mempertahankan kesetiaannya pada para pemimpin dan penguasa," kata bin Ladin.

"Mereka mengirim anak-anak laki mereka menjadi tentara untuk memerangi kami dan mereka terus memberikan dukungan moral dan finansial sementara negara-negara kami dibumihanguskan, rumah-rumah kami dibom dan rakyat kami dibunuh," sambungnya.

Bin Ladin juga menyatakan bahwa krisis yang terjadi di Darfur, Sudan Barat adalah bagian dari kampanye pemberangusan Islam.

"Saya menyerukan pada para mujahidin dan pendukungnya, khususnya di Sudan dan semenanjung Arab, untuk bersiap-siap akan sebuah perang panjang terhadap para penjarah dan pengacau di Sudan Barat," ajak bin Ladin.

Ia menuding Barat sedang berusaha untuk memecah belah Sudan."Tujuan kita bukan untuk membela pemerintahan Khartum tapi untuk membela Islam, tanah air dan rakyatnya," tegas bin Ladin.

Pemimpin Al-Qaidah yang paling dicari AS ini, pernah bermukim di Sudan pada era 1990-an, sebelum akhirnya Sudan mengusir bin Ladin karena tekanan dan ancaman dari AS. Bin Ladin kemudian pindah ke Afghanistan dan diyakini bersembunyi di pegunungan di wilayah perbatasan dengan Pakistan.

Sebelum kemunculannya minggu kemarin, Usamah bin Ladin menampakan diri pada Januari lalu, menawarkan gencatan senjata dengan rakyat AS dan mendesak AS untuk menarik semua pasukannya dari negara-negara Arab dan Islam. (ln/iol)