Ini Sikap Rasulullah ﷺ Ketika Dikritik Sahabatnya

Eramuslim – Saat mendapati sesuatu yang kurang cocok dengan hati, muncul keinginan untuk mengkritik. Dalam muamalah, memberikan masukan berupa kritik adalah hal yang wajar untuk saling mengingatkan.  Tentu saja dengan kritik yang membangun bukan yang menyakiti perasaan orang yang dikritik.

Dikutip dari buku yang berjudul ’99 Resep Hidup Rasulullah’ karya Abdillah F. Hasan, menggambarkan sosok Rasulullah ﷺ bukanlah orang yang antikritik. Beliau adalah manusia biasa yang perlu masukan dari para sahabatnya. Saat terjadi perang Badar, pasukan Muslimin berhenti di sebuah sumur yang bernama Badar dan Beliau memerintahkan untuk menguasai sumber air tersebut sebelum dikuasai musuh.

Salah seorang sahabat yang pandai strategi perang, Khahab ibn Mundzir Ra berdiri menghampiri Rasulullah ﷺ dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah penentuan posisi ini adalah wahyu dari Allah atau hanya strategi perang?”

Beliau menjawab, “Tempat ini kupilih berdasarkan pendapat dan strategi perang.” Kemudian Khahab menjelaskan, “Wahai Rasulullah, jika demikian tempat ini tidak strategis. Lebih baik kita pindah ke tempat air yang terdekat dengan musuh. Kita membuat markas di sana dan menutup sumur-sumur yang ada di belakangnya.”

“Kita buat lubang-lubang dekat perkemahan dan kita isi dengan air sampai penuh, sehingga kita akan berperang dan mempunyai persediaan air yang cukup. Sedangkan musuh tidak mempunyai persediaan air minum,” kata Khahab.