Kenapa Ada Istilah “Imsak”? Ini penjelasannya…

Eramuslim.com –  Sebagian orang menganggap jadwal imsakiyah itu bid’ah. Atau setidaknya keliru. Karena imsak artinya menahan, yang tak lain adalah menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa. Yang berarti imsak artinya adalah puasa.

Jika demikian, mengapa jadwal imsak 10 menit sebelum terbit fajar padahal puasa dimulai pada saat terbit fajar? Ternyata penjelasannya berangkat dari hadits-hadits shahih ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah engkau karena makan sahur itu berkah” (HR. Bukhari Muslim)

Hadits ini menjelaskan tentang dianjurkannya mengakhirkan sahur yang merupakan salah satu sunnah puasa.

Mengakhirkan sahur, sebagaimana hadits di atas juga mendatangkan keberkahan. Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan hal yang menyebabkan berkahnya sahur adalah karena ia menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkan, dan memudahkannya.

Para sahabat pun menjadikan mengakhirkan sahur sebagai kebiasaan mereka karena mereka adalah generasi yang paling komitmen menerapkan sunnah. Sebagaimana hadits dari Amar bin Maimun:

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- أَعْجَلَ النَّاسِ إِفْطَارًا وَأَبْطَأَهُمْ سُحُورًا

Para shahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang-orang yang paling segera berbukanya dan paling terlambat bersahurnya (HR. Baihaqi dengan sanad yang shahih)

Lalu, kapankah waktu sahur Rasulullah sehingga disebut sebagai mengakhirkan sahur? Hadits dari Zaid bin Tsabit menjelaskannya.

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ – رضى الله عنه – قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ . قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Dari Zaid bin Tsabit berkata: “Kami makan sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian melaksanakan shalat (Shubuh)”, maka saya (Anas) bertanya: “Berapa kira-kira jarak keduanya?” Zaid menjawab “Lima puluh ayat” (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa kebiasaan Rasulullah dan para sahabat, mereka mengakhirkan sahur. Jarak waktunya kira-kira 50 ayat sebelum Sholat Subuh. 50 ayat ini lamanya kira-kira 10 menit. Karena itulah sebagian ulama di Indonesia menetapkan istilah imsak, yang waktunya 10 menit sebelum terbit fajar atau azan Subuh.

Bukan berarti setelah waktu imsak tidak boleh makan sahur. Boleh, sampai terbitnya fajar. Namun mencontoh Rasulullah dan para sahabat berdasarkan hadits di atas, lebih baik jika ada waktu jeda sekitar 10 menit sebelum terbit fajar.

Ada pun soal istilah, mengapa disebut imsak padahal artinya adalah menahan, mungkin karena istilah itu yang mudah dan dinilai paling tepat untuk menggambarkan implementasi hadits Rasulullah tersebut. Agar menahan diri, tidak makan dan minum lagi. Mengingatkan bahwa waktu dimulainya puasa (terbit fajar) akan segera tiba. Ada waktu bersiap untuk sholat Subuh berjamaah. Juga agar tidak kebablasan makan sahurnya sampai memasuki waktu puasa.

Semoga perbedaan pendapat mengenai masalah istilah imsak dan jadwal imsakiyah tidak membuat umat Islam saling menyalahkan, namun justru saling menghargai dan memperkuat persatuan karena ini hanya masalah khilafiyah. Wallahu a’lam bish shawab.[tarbiyah]