Dr. Bathara Hutagalung: Sebenarnya Bukan Pribumi, Tapi Ini Yang Mereka Takutkan…

SEKILAS SEJARAH NUSANTARA DAN SEJARAH INDONESIA

Bangsa belanda pertama kali datang ke Pulau Jawa, yaitu ke Banten, tahun 1596.

Tanggal 20 Maret 1602 para pengusaha di Belanda mendirikan “kongsi dagang” Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). (Artikel mengenai VOC telah saya upload ke weblog,:hari Senin 16 Oktober 2006:http://batarahutagalung.blogspot.co.id/2006/10/voc-verenigde-oost-indische-compagnie.html )

Oleh pemerintah Republik (waktu itu) Belanda, VOC diberikan hak-hak istimewa, a.l. untuk:

Memiliki angkatan perang,

Mencetak mata uang,

Menyatakan perang terhadap suatu negara,

Memerintah negara yang ditaklukkan dan berfungsi sebagai negara (memungut pajak, melaksanakan hukum, dll).

Jelas tujuannya sudah dari awal bukan untuk berdagang, melainkan untuk menjajah dan menguasai SDA, terutama rempah-rempah yang di Eropa pada waktu itu harganya mencapai 200 – 300 kali lipat dari harga di Maluku.

Tahun 1611 di Jayakarta VOC menyewa sebidang lahan dan mendapat izin untuk membangun satu rumah kayu sebagai “kantor dagang.”

Tahun 1618 Gubernur Jenderal VOC keempat Jan Pieterszoon Coen, menjadi “Kepala Kantor Dagang.” Dia membangun tembok batu yang tinggi di sekeliling “kantor dagang” dan menempatkan meriam di “kantor dagang” tersebut.

Tanggal 30 Mei 1619 VOC menyerang dan menghancurkan Jayakarta. Belanda kemudian mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia dan “mengganti” penduduknya dengan orang-orang bangsa Eropa dan para budak yang didatangkan dari berbagai wilayah di Asia Tenggara.

Dia juga “memboyong” sekitar 400 pedagang bangsa Cina dari Banten yang dipimpin oleh Souw Beng Kong, untuk dijadikan mitra dagang yang berljalan selama ratusan tahun.

Tanggal 30 Mei 1619 dapat ditetapkan sebagai AWAL PENJAJAHAN BELANDA DI ASIA TENGGARA/NUSANTARA, BUKAN DI INDONESIA.

Di semua wilayah yang telah diduduki, Belanda mengangkat seorang tokoh bangsa Cina untuk mengepalai komunitas Cina di wilayah tersebut. Mereka diberi pangkat Mayor, Kapten atau Letnan. Jadi jaringan organisasi dan perdagangan bangsa Cina di wilayah jajahan Belanda di Asia Tenggara telah terbentuk dan tersusun rapih sejak ratusan tahun.