Mengenal Apa Itu Herd Immunity

Eramuslim – Akhir-akhir ini herd immunity ramai menjadi perbincangan di media sosial. Hal ini berkaitan dengan wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan adanya anggapan pemerintah akan menggunakan konsep herd immunity.

Dilansir Okezone dari Thehill, seorang Ahli Virus di Yale School of Medicine, Akiko Iwasaki mengatakan, herd immunity hanya dibicarakan dalam konteks vaksin. Seseorang tidak bergantung pada infeksi yang mematikan untuk menciptakan kekebalan tubuh.

Jika sebagian besar masyarakat harus terinfeksi terlebih dahulu untuk bisa kebal, maka banyak orang yang akan meninggal dunia. Para ilmuwan juga tidak tahu apakah orang yang selamat dari COVID-19 akan kebal terhadap virus SARS-CoV-2.

Saat ini vaksin telah diuji untuk keamanan dan juga kemanjurannya. Sehingga para ahli dapat lebih yakin terhadap populasi yang dilindungi secara memadai. Singkatnya, herd immunity bukanlah strategi untuk menghadapi pandemi yang sedang berlangsung.

Mengutip laporan Business Insider, herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap patogen, sehingga penularan tidak terjadi secara luas. Contohnya, untuk membatasi penyebaran campak, para ahli memperkirakan bahwa 93% hingga 95% dari populasi harus kebal.

Campak sendiri dianggap lebih menular bila dibandingkan dengan COVID-19. Buktinya, para ahli memperkirakan 40% hingga 70% populasi harus kebal untuk menghentikan penyebaran virus corona.