7 Tahun Jokowi, Faisal Basri: Saya Merasa Negeri Ini Jadi Budak China

Faisal Basri juga menjelaskan terkait adanya HPM (harga patokan mineral) jika rakyat akan mengekspor bijih nikel ke luar negeri.

Adanya HPM ini justru dinilai sangat merugikan karena akan membuat harga jual nikel menjadi turun drastis karena banyaknya biaya yang dikeluarkan.

“HPM nya biasanya ditentukannya 30, tapi nanti ada ongkos angkut, macem-macem terus ada afiliasi,harga nikelnya 1,7 apa enggak, kalau dibawah 1,7 itu penalti, tapi udah sampai nih ke pabrik, kan yang punya nikel ini gak mau dong bawa pulang lagi, ongkos lagi keluarin duit,” jelas Faisal Basri.

“Jadi itu barang afkiran tapi dipake juga sama mereka, jadi ini biadap udah, harus segera diungkap, dan setahu saya yang selalu membela pak Luhut, jadi tinggal dibuka, ini, deal-deal nya gimana,” sambungnya.

Lebih lanjut, Faisal Basri meminta agar misi terkait smelter nikel ini bisa segera diungkap agar tak terus merugikan Indonesia.

Karena jika diteruskan, Faisal Basri menganggap bahwa Indonesia akan terus menjadi budak dan dimanfaatkan untuk mendongkrak industri di China.

“Ini keterlaluan udah, pak Jokowi pas pidato ngebela-bela juga, wah ekspor nikel , devisa kita naik, padahal devisanya naik kesana semua,” ucap Faisal.

“Saya merasa negeri ini jadi budak dan digunakan untuk menopang industri di China, jadi jangan bicara tentang kedaulatan negeri kalau nikel ini tidak kita tuntaskan segera,” sambungnya. [Law-justice]