Ada Bapak Pembangunan, Ada Bapak Bipang Ambawang…

“Bagus saja bila benar Pak Jokowi Bapak semua agama. Tapi itu seharusnya berarti beliau menghormati semua agama, bukan? Bila hormat, sedikitnya perlu awas dan berhati-hati dalam membuat pernyataan publik dong? Kesalahan yang bodoh seharusnya bisa dihindari oleh bapak semua agama,” ungkapnya.

Sebelumnya, pidato Jokowi mempromosikan sejumlah makanan khas dari sejumlah daerah membuat publik geger.

Jokowi menyarankan membeli kuliner khas daerah secara daring. Ia menyebutkan sejumlah makanan seperti gudeg dari Yogyakarta, Pempek dari Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lainnya.

“Untuk bapak ibu dan saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya tinggal pesan, dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,” ujarnya.

Rupanya pidato tersebut menjadi kontroversi lantaran Bipang Ambawang diketahui merupakan babi panggang.

Hal ini lantaran mudik identik dengan umat Islam, sedangkan memakan babi adalah haram hukumnya.

Sontak pernyataan tersebut menuai komentar dari publik.

“Ngomongin mudik Lebaran, oleh-olehnya Bipang Ambawang. Gimana gak makin cinta Indonesia, presidennya suka ngelucu gitu,” tulis @Uyobac***.

“Eeeh bipang??? Babi panggang gitu??? ga salah nih mudik suruh bawa oleh-oleh bipang??,” tanya @stevanih***.

“Puluhan tahun hidup di #Indonesia dan lewati suasana mudik lebaran ciri khas umat muslim jelang Idul Fitri, baru tahun ini, seorang Presiden promosikan Bipang Ambawang …#Nalar kemana?!,” kata @zaeffen***.[sc]