Anggotanya Diserang di Tulungagung, Banser Ansor Warning Keras Polisi

Sejauh ini baru dua korban luka-luka anggota Banser GP Ansor yang sudah melapor ke Polsek Bandung.

Sementara data laporan internal Banser GP Ansor yang masuk, rombongan Tulungagung yang jadi korban penyerangan dari Kecamatan Pakel dan Kedungwaru.

Selain itu, ada sejumlah rombongan Banser GP Ansor dari luar kota yang juga jadi korban, yaitu dari Blitar, Trenggalek dan Malang.

“Yang dari Malang itu mobilnya dipukuli dan dirusak,” ucap Rifai.

Usai penyerangan, anggota Banser GP Ansor dari berbagai kota sempat mendatangi lokasi penyerangan.

Saat itu, mereka bertemu dengan Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia untuk berkoordiasi. Banser GP Ansor sepakat untuk menyerahkan perkara ini kepada polisi.

“Banser tidak dididik untuk melakukan perlawanan.

Meski kami sepat ke lokasi, tapi para pelaku sudah tidak ada,” sambung Rifai.

Rifai mewanti-wanti Polres Tulungagung, agar benar-benar serius menangani kasus ini. Sebab Banser dari berbagai daerah selalu minta perkembangan penangannya.

Rifai khawatir, jika polisi diaggap tidak profesional, Banser GP Ansor dari berbagai wilayah akan bergerak ke Tulungagung.

Hal senada juga disampaikan Ketua PCNU Trenggalek, KH Muhammad Fatkhulloh Sholeh alias Gus Loh. Gus Loh datang ke Markas Polres Tulungagung, karena salah satu korban adalan Banser Trenggalek. Ia mewanti-wanti polisi agar kasus ini jangan sampai menghilang begitu saja. Sebab Gus Loh mengancam akan ada anggota Banser yang akan ngepam di Mapolres Tulungagung.

“Kalau kasus ini menghilang begitu saja, saya tidak bisa menahan Banser Tenggalek untuk datang ke Polres Tulungagung. Bergantian ngepam, entah berapa ribu yang hadir,” ucapnya.

Rombongan Banser diserang di Desa Talun Kulon, Kecamatan Bandung, usai apel akbar di Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, kabupaten Treggalek. Dua orang harus menjalani perawatan medis karena luka di bagian kepala.

Penyerangan ini diduga dilakukan sekelompok orang dengan latar belakang pergurun silat. [tn]