Pengakuan Bambang Tri: Ibu Tien Meninggal Karena Ketembak Itu Tidak Benar!

IMG_20150427_061700Eramuslim.com – Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta 28 April 1996 menjadi saksi perginya Siti Hartinah, atau yang akrab dipanggil Ibu Tien Suharto. Setelah 19 tahun berlalu, isu tak sedap mengenai penyebab meninggalnya Ibu Tien kembali dimunculkan media. Ibu Tien disebut meninggal dengan cara tidak wajar, meninggal akibat terkena peluru nyasar dari keributan yang terjadi di antara dua anaknya, Bambang Trihatmodjo (BT) dan Hutomo Mandala Putra (HMP).

Bambang Trihatmodjo (BT) yang merupakan putra ketiga Ibu Tien, merespon pertama kalinya terkait isu tersebut dengan membantah keras pemberitaan tersebut. Dia mengatakan isu ibunda tercinta meninggal akibat diterjang peluru sebagai fitnah komunis. Bambang yang kini menjadi Ketua Umum PB Perbakin menegaskan bahwa isu tak sedap yang kembali dimunculkan tersebut bertujuan hendak meluluskan kepentingan-kepentingan para pengkhianat Negara, penipu kepercayaan rakyat.

“Pengkhianat Negara akan selalu melakukan cara-cara fitnah keji demi menyingkirkan penghalang mereka, mereka rata-rata ada di balik media masa, penipu kepercayaan masyarakat. Semua fitnah yang dihembuskan sebelum reformasi pada keluarga kami saya jamin Demi Allah semua palsu, tidak ada yang benar,” tukasnya

Karena itulah dia berpesan agar masyarakat waspada dengan isu-isu politis yang dihembuskan oknum pengejar kekuasaan, waspada laten komunis. “Media saat ini semakin lucu, mereka berusaha mengungkit fitnah Komunis tentang penyebab Ibunda kami meninggal. Ibunda kami meninggal karena penyakit Jantung, bukan seperti yang diisukan media yang katanya karena pertengkaran saya dan Tommy,” kata Bambang dalam akun twitter miliknya, @BambangTri1953.

Jika memang benar penyebab meninggalnya Ibu Tien karena pertengkaran dirinya dan Tommy, kata Bambang, maka pasti saat ini keduanya tidak akan bersama lagi. “Kami akur dan tidak terpecah, apalagi saya dan Tommy, kami sama sekali tidak ada masalah, selalu ada komunikasi sebagai keluarga.”

Bambang dan Sigit Soeharto dan ajudan presiden ketika itu, Soetanto ikut menemani Ibu Tien dalam perjalanan dari Cendana menuju RSPAD Gatot Subroto, beberapa saat setelah mendapat serangan jantung mendadak sekitar pukul 04.00 WIB. Menurut dia, beberapa hari sebelum meninggal, ibunya selalu menceritakan kegelisahannya atas kondisi negara yang mulai dipolitisasi dunia internasional.(rz)