Bersyahadat, Jasmine: Islam Agama Indah dan Mudah

Pada awalnya Jasmine merassa khawatir jika nantinya keluarga mengetahui mengenai dirinya yang berpindah keyakinan. Dia pun siap menerima risiko apapun jika harus ada konflik dengan keluarga. Namun setelah dia berbicara dengan Jasmine, ternyata mereka menerima dan mendukung pilihannya.

“Orang yang pertama mengetahui keislaman saya adalah adik yang tinggal bersama di Jepang, kemudian tante dan kedua orang tua saya,”ujar dia.

Keluarga besarnya pun merasa santai, hanya pamannya yang khawatir akan menjadi Islam yang fanatik. Dia juga takut kalau keluarganya lantas disebut-sebut kafir karena bukan muslim.

Jasmine menjelaskan bahwa pribadinya tetaplah Jasmine yang sebelmnya. Dia tetap orang yang selalu bersikap toleran kepada mereka yang berbeda agama. apalagi di keluarga besarnya memang menganut agama yang berbeda-beda, hanya saja dia merupakan Muslim pertama yang ada di keluarganya.

Pada akhirnya, keluarga pun bisa menerima pilihannya. Mereka berpikiran terbuka dan itu membuatnya beruntung memiliki mereka. Demikian juga dengan teman-temannya baik yang di Indonesia maupun di Jepang. Meskipun beberapa di antara mereka yang skeptis dengan pilihannya yang terlalu berani.

“Tetapi saya rasa tidak ada alasan yang perlu ditakuti kalau sudah yakin, lagipula ini kan hidup saya. Apapun agama yang saya peluk kepribadian saya akan tetap sama dan justru berharap menjadi baik,”tutur dia.

Jasmine memang tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain tentang pilihan hidupnya termasuk sebuah keyakinan. Ini merupakan urusan dia dengan Allah SWT tidak perlu ada campur tangan orang lain.

Kehidupannya kini menjadi lebih mudah dijalani, begitu juga dalam menjalani ibadah. Dia sering mendengar non-Muslim yang merasa berat untuk menjalani shalat lima waktu.

Setelah dia menjalaninya, tidak ada hal yang rumit bahkan merupakan hal yang biasa meski tinggal di negara minoritas. Begitu juga mengenai memilih makanan dan minuman halal atau haram. Sebisa mungkin dia menghindari seluruh makanan yang mengandung babi.

Setelah menjadi Muslim, dia juga memutuskan untuk mengenakan hijab. Ini merupakan bagian pilihan hidupnya bukan karena hanya sekadar kewajiban tetapi lebih kepada komitmen dia sebagai seorang Muslimah. Hijab yang dikenakan saat ini mungkin bagi kebanyakan Muslim berbeda, tetapi dia tidak merasa itu sebuah masalah.

“Ini sebagai pengingat untuk diri sendiri, bahwa saya telah berkomitmen untuk memeluk Islam. Pertama kali saya memeluk Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat,”jelas dia.

Islam merupakan agama yang mendamaikan hatinya. Namun jauh sebelum memeluk Islam, dia memang pernah merasa Islam penuh kerumitan dan terlalu merendahkan perempuan. Apalagi dia tidak suka dengan Muslim yang mengkafirkan umat lain, belum lagi banyak konflik yang membawa-bawa Islam sehingga imej agama Allah ini menjadi buruk.

Setelah menjadi Muslim pandangannya tentang Islam berubah. Islam itu agama yang indah dengan kitab suci Alquran yang terbuka bagi pembaca untuk menginterpretasikannya.

Islam bagi setiap muslim unik dan berbeda, hanya saja dasarnya sama. Setelah dia mengenal Islam, ternyata agama yang dibawa Nabi Muhammad ini tidak menomorduakan wanita, justru banyak tokoh perempuan kuat dan menginsprisasi dalam Islam. [end]