Bom Waktu Yang Ditinggalkan Ahok Bisa Rugikan Etnis Cina

ahok cinaEramuslim.com – Berbagai kebijakan yang dibuat Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama bisa menjadi bom waktu yang dapat memunculkan ketegangan di kalangan warga DKI yang berimbas pada etnis Cina.

Menurut pengamat politik Muslim Arbi, bom waktu yang ditinggalkan Ahok salah satunya adalah kebijakan menggusur rakyat kecil yang lemah secara membabibuta tetapi memanjakan pengusaha besar yang seetinis dengannya.

“Ahok lebih pro kepada pemodal property yang seetnis dengan dirinya, tetapi menggusur kaum pribumi yang masih lemah secara ekonomi. Mereka digusur paksa tanpa pertimbangan yang matang oleh Ahok sebagai kepala daerah. Tentu saja ini akan menjadi bom sosial yang sewaktu-waktu bisa meledak,” kata Muslim kepada redaksi, Minggu (3/4).

Menurut dia, model kebijakan Ahok seperti itu mempertajam ruang antara yang lemah dan kuat. Inilah kegagalan Ahok memimpin Jakarta. Masalah bertambah meskipun sudah diingatkan banyak pihak bahwa kebijakan tidak tepat termasuk oleh sejumlah tokoh etnis Cina, Ahok bergeming dan bahkan menuduh mereka sebagai penghambat pembangunan ibukota, sebagai orang-orang tidak bersih dan tidak memiliki komitmen pemberantasan korupsi.

“Jika ada kritikan harusnya jangan kebakaran jenggot,” ujar Muslim.

Dia menambahkan, sejumlah tokoh etnis Cina juga kurang suka dengan cara Ahok memimpin DKI yang kerap memancing ketegangan di kalangan warga DKI yang berimbas pada sesama etnis.

“Dampak dari penekanan dengn cara penggusuran paksa justru dialami oleh orang pribumi kecil dan lemah. Ini akan menanam bom sosial yang sewaktu-waktu bisa meledak,” beber Muslim.

Lebih dari itu, dia menyebut bahwa proyek reklamasi pantai utara Jakarta sebagai bukti Ahok lebih membela kepentingan pengusaha. Ahok bergeming dengan aspirasi nelayan yang menyatakan penolakan, dan malah mendeklarasikan diri sebagai Gubernur Podomoro.

“Rupanya ada permainan di balik reklamasi 17 pulau di Utara Jakarta dan penggusuran nelayan di Muara Angke. Perlahan tapi pasti Ahok akan ikut diusut atas pembelian izin reklamasi,” ujarnya.

Meski sempat bersitegang dengan Menteri KKP Susi Pudjiastuti tapi Ahok tidak bergeming. Terakhir Ahok bantah dia dikhianati Podomoro, tapi peran Ahok dianggap strategis sebagaimana pengakuan Agung Podomoro bahwa mereka diberi izin oleh Ahok.

“Harus diakui bahwa sebagai kepala daerah Ahok gagal memimpin DKI dengan tata kelola,” tegas Muslim.(ts/rmol)