Nelayan Sampit Juga Ikut Mengeluhkan Reklamasi Teluk Jakarta

Samsurijal mengaku tidak tahu persis kapan penambangan itu dimulai karena tongkang besar pengangkut pasir itu tidak setiap hari berada di sana. Namun ketika beraktivitas, waktunya hanya beberapa jam dan kembali berangkat.

“Kami memperkirakan sudah hampir setahun. Kami khawatir penambangan itu juga juga berpengaruh dan akan menambah parah dampak abrasi yang saat ini saja sudah sangat parah melanda Pantai Ujung Pandaran,” kata Samsurijal.

Desa Ujung Pandaran memiliki pantai yang selama ini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Kotawaringin Timur. Selain keindahan alamnya, pantai itu juga memiliki objek wisata religius yaitu makam atau kubah seorang ulama. Warga Desa Ujung Pandaran dan sekitarnya, hampir semuanya berprofesi sebagai nelayan.

Penjabat Kepala Desa Ujung Pandaran, Muslih menambahkan, awalnya masyarakat mengira kapal-kapal besar tersebut merupakan kapal bermuatan barang. Namun belakangan diketahui ternyata kapal tersebut beraktivitas untuk penambangan pasir laut untuk kepentingan reklamasi Teluk Jakarta.

Informasi yang didapat pemerintah desa, aktivitas penambangan pasir laut itu memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang telah diterbitkan perizinannya sejak September 2015 oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Ada tiga perusahaan yang mendapatkan penambangan pasir laut tersebut yaitu PT Prakarsa Sejati, PT Kalmin Raya dan PT Kalmin Sejahtera. Masing-masing perusahaan mendapat izin eksplorasi areal laut seluas 5.000 hektare.