Corona di DKI Dikabarkan Makin Gawat, Ada Usulan Jam Malam Sampai Lockdown Se-Jawa

Lebih lanjut tantangan lainnya adalah adanya varian COVID-19 dari luar negeri, termasuk varian Delta yang kini memasuki DKI Jakarta juga menjadi salah satu aspek yang mendorong PPKM DKI Jakarta diperpanjang.

“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” papar Kadinkes DKI, Widyastuti.

Sementara itu jumlah keterisian ruang isolasi pasien COVID-19 di DKI juga meningkat. Dinkes DKI Jakarta berupaya untuk mengantisipasi dan terus menambah jumlah BOR atau kapasitas ruang isolasi pasien COVID-19.

Berdasarkan data Dinkes DKI, ketersediaan tempat tidur isolasi saat ini sudah mencapai 78 persen. Kini DKI hanya memiliki sisa kapasitas tempat tidur sebesar 22 persen dari yang telah disediakan.

“BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78% hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71%,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.

Atas situasi genting tersebut sejumlah pihak menyarankan beberapa hal ke pemerintah DKI Jakarta. Adapun sejumlah saran misalnya ada yang meminta Anies kembali melaksanakan PSBB ketat hingga menerapkan jam malam.

landai biar kita bisa fokus menangani pasien dengan baik. Kalau sudah landai silakan diatur secara bertahap lagi. Kalau sekarang ini harus diatur benar, klaster kantor juga harus diatur benar,” ujar Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet, Letkol TNI AL M Arifin, saat dihubungi, Selasa (15/6/2021).

Arifin menyebut pembatasan ini perlu dilakukan dan diawasi dengan baik. Terutama di klaster perkantoran yang menurutnya penerapan WFO dan WFH mulai kendor.

“Iya sudah mulai kendor, di Mampang banyak kantor sudah 100 persen. Artinya berarti antara lalai, melupakan sedang pandemi, atau nekat,” kata Arifin.

“Terserah WFH 50 persen harus diawasi, ya diawasi benar, jangan hanya laporan-laporan kita 50 persen. Kan punya Satpol PP banyak, punya Polsek, punya Polres punya Koranmil. Tinggal sampaikan saja, Koranmil semua itu cek, Kapolsek cek itu. Itulah gunanya pemimpin,” sambung Arifin.

Arifin mengatakan mayoritas pasien di Wisma Atlet berasal dari Jakarta.

“Mayoritas Jakarta, 80 persen Jakarta,” kata Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet, Letkol TNI AL M Arifin, kepada wartawan, Selasa (15/6/2021)

Dia mengatakan pasien yang masuk ke Wisma Atlet merupakan kiriman dari puskesmas. Arifin mengatakan puluhan pasien masih akan dikirim ke Wisma Atlet.

“Bahkan sudah di kelurahan-kelurahan sebelahnya ikut tertular, Ciracas, Bambu Apus, kendalikannya harusnya mulai sekarang ya. Jalan harusnya sepi jangan macet seperti ini, berarti kan mobilisasi orang tidak dikendalikan,” katanya.

Fadli Zon Minta Anies Berlakukan Jam Malam di Jakarta

Situasi perkembangan COVID-19 di Jakarta mengkhawatirkan. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meminta Anies memberlakukan jam malam di Jakarta.

“Harusnya berlakukan jam malam (curfew) untuk Jakarta,” kata Fadli Zon dikutip dari akun Twitter resminya, Selasa (15/6/2021). Fadli Zon mengomentari unggahan Twitter Pemprov DKI Jakarta soal perpanjangan PPKM Mikro.

Menurut Fadli Zon, jam malam akan sangat efektif menangani penyebaran COVID-19 di Jakarta. Dia menyebut banyak negara yang melakukan penerapan jam malam.