Debat Capres-Cawapres 2019 dalam Bahasa Inggris Perlu Hadapi Globalisme

Eramuslim.com – Belajar dari pengalaman Bung Karno-Bung Hatta di masa lalu yang merupakan intelektual mumpuni dengan keahlian bahasa  Inggris  yang kuat, sudah  waktunya ada debat capres 2019  dengan menggunakan bahasa Inggris agar masyarakat bisa menilai, siapa pemimpin yang pantas dan kredibel untuk menjadi presiden 2019 di era globalisme – kapitalisme yang keras dan padat.

‘’Kalau kemampuan berbahasa Inggris saja tidak sanggup, bagaimana bisa berkomunikasi dan berkompetisi dalam persaingan global ke depan? Pikiran, gagasan dan ide para capres-cawapres harus ditunjang oleh kemampuan bahasa Inggris yang memadai agar  bisa berartikulasidi forum global/regional, dan tidak diremehkan rakyatnya sendiri dan bangsa lain,’’ kata B. Isti Nugroho, Deputi Direktur bidang Kebudayaan dan Peradaban pada Prabowo-Sandi Cantre (PAS Centre) maupun F Reinhard MA,Deputi Direktur bidang Ekonomi-Politik pada Pas Centre..

Menurut Isti dan Reinhard, baik Jokowi-Prof Dr Maruf Amin maupun Prabowo-Sandi tak ada masalah dengan bahasa Inggris, dan debat dalam bahasa Inggris bakal jadi pembelajaran bagsa untuk meningkatkan kualitas rakyat dan generasi penerus NKRI..Para capres-cawapres itu mampu berbahasa Inggris, sehingga debat dalam bahasa Inggris merupakan suatu hal yang menarik bagi publik dan merupakan intelektual exercises yang cerdas. Isu debat capres-cawapres dalam bahasa Inggris mengemuka di medsos dan berbagai kalangan kelas menegah serta kaum terpelajar yang menaruh minat pada politik berkualitas. ”Indonesia butuh pemimpin yang kredibel dan disegani di Asia,” tutur Isti.

Foto: merdeka.com

Isti Nugroho adalah budayawan, mantan wartawan Masa Kini Yogyakarta dan berkiprah di Prabowo-Sandi Centre for character & Nation Building, Social Networking and Strategic  Studies (PAS Centre) demi mewujudkan pemilu yang bersih, jujur, adil dan kredibel untuk memperkuat integrasi nasional dan demokrasi konstitusional ke depan.

Bangsa Indonesia, katanya, punya capres Jokowi-Maruf Amin yang mampu berbahasa asing (Inggris), demikian halnya Prabowo-Sandiaga yang juga mampu berbahasa asing (Inggris).