Devisa Sudah Anjlok Rp.150 Triliun, Jokowi Gelar Rapat Khusus

Eramuslim.com – Cadangan devisa (Cadev) terus terkuras karena menahan agar nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak terus terperosok. Secara year-to-date (YTD), nilai tukar rupiah sudah anjlok 6,29% terhadap dolar AS.

Sejatinya, rupiah bisa jatuh lebih dalam dari yang kita lihat sekarang, jika Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi. Rupiah bukan tidak mungkin menyentuh level Rp 15.000/dolar AS kalau intervensi BI tidak dilakukan.

Sebelumnya, BI memang telah menyatakan kesiapannya dalam melakukan intervensi guna menjaga nilai tukar rupiah. Intervensi dari bank sentral sepanjang tahun ini lantas terlihat dari turunnya tingkat cadangan devisa. Sepanjang tahun ini (hingga akhir Juni), cadangan devisa Indonesia telah terkuras hingga US$ 10,4 miliar atau Rp 150,5 triliun.

Dalam siaran pers yang disampaikan dua pekan lalu, Jumat (6/7/2018), BI menjelaskan, penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.

Ke depannya, jika tekanan terhadap rupiah tak kunjung usai sehingga cadangan devisa Indonesia terus terkuras, persepsi investor mengenai Indonesia bisa memburuk lantaran dianggap rentan terhadap risiko-risiko yang ada.