Indonesia Dilanda Banjir Besar, Megawati Bicara Orang Buang Sampah Sembarangan

Megawati menilai kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah teramat parah dan harus diperbaiki mulai dari kesadaran setiap individu rakyat Indonesia.

Ia menyampaikan kejengkelannya terhadap orang yang suka buang sampah sembarangan dan enggan menjaga lingkungannya.

Presiden ke-5 RI itu mengharapkan rakyat Indonesia bisa meniru masyarakat Jepang mengenai disiplin menjaga kebersihan.

“Jepang betapa bersihnya, dan gerakan itu dilakukan oleh masyarakatnya. Ibu-ibu di sana, saya kalau jalan di mana saja, pasti membawa tas atau kresek itu kan ternyata habis makan tidak dibuang ke mana saja, kalau tidak, dibuang ke tong sampah,” ujarnya.

“Tetapi kalau kita, dibuang ke tempat tidak sepatutnya, antara lain sungai-sungai, yang mengakibatkan musim hujan jadi banjir,” kata dia.

Lanjutnya, Megawati menyatakan dirinya sejak dulu sudah mendorong agar Indonesia peduli terhadap kelestarian lingkungan melalui Yayasan Kebun Raya Indonesia, dan saat menjabat sebagai Wakil Presiden mendorong agar kebun raya berada di setiap daerah.

Di sisi lain, pandangan berbeda dilayangkan oleh politisi PKS, Mardani Ali Sera yang menyebut penyebab banjir bukan hanya karena faktor cuaca ekstrem yang belakangan ini tengah menerjang beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan.

Mardani Ali Sera menyebut, ada faktor lain yang buat Kalimantan Selatan dilanda banjir besar, yaitu meluasnya lahan sawit, dan aktifnya pertambangan. Pernyataan tersebut ia beberkan melalui akun Instagram pribadinya @mardanialisera, 16 Januari 2021.

“Bukan hanya cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir Kalsel. Tetapi Luasnya lahan sawit dan masifnya pertambangan,” cuit akun @mardanialisera.

Lanjutnya, akibat dari pengundulan hutan secara terus menerus, akhirnya kawasan tersebut tidak bisa menampung air.

“Konservasi hutan harus terus dijaga, jangan asal buka lahan menjadi gundul yang sangat luas, kawasan yang seharusnya mampu menampung air, sudah tidak mampu lagi karena degradasi dan deforestisasi,” imbuh Mardani.***