I’tikad Baik Habib Rizieq Dibalas Air Tuba

Sangat disayangkan itikad baik dari PA 212 yang memenuhi undangan Presiden Jokowi, dibalas dengan “keteledoran” dari pihak Istana Kepresidenan dengan tersebarnya foto pertemuan tertutup. Padahal ulama yang mewakili PA 212 sudah diminta tidak membawa telepon genggam. Semua prosedur sudah dilakukan tapi mengapa foto yang tampak  blur tersebut harus muncul ke permukaan? Bisa jadi penyebaran foto tersebut bermodus menggemboskan kekuatan ummat dengan harapan bahwa PA 212 dan HRS dikondisikan inkonsisten pada perjuangan ummat. Tapi harapan itu tak lebih dari sekedar isapan jempol belaka.

Konferensi pers penjelasan PA 212

Alih-alih menggemboskan kekuatan ummat, malah justru penyebaran foto tersebut mengesankan bahwa Jokowi selaku presiden negara ini tak dapat dipercaya. Apakah mungkin Sekretariat Negara teledor menjaga kewibawaan  seorang presiden sehingga Jokowi selaku Presiden Republik Indonesia terkesan tak mampu menjaga janji dan rahasia sebuah pertemuan. Untuk urusan sekecil ini saja tidak dapat dipercaya, apalagi urusan yang lebih besar. Air susu dibalas air tuba.

Tak dapat dipungkiri bahwa HRS menjadi sorotan kekuatan politik di nusantara setelah beliau berhasil menggalang kekuatan ummat menggusur Ahok dan memenjarakannya. Meski demikian, HRS tetap bersikap elegan dengan siapapun.

Bayangkan saja, SBY saat menjadi presiden sempat memenjarakan HRS. Tapi beliau tidak pernah dendam pada SBY. Bahkan dalam pilkada  DKI , HRS tetap menganjurkan ummat di Jakarta memilih antara nomor 1 atau nomor 3. Padahal nomor 3 melibatkan putra SBY sendiri, yakni AHY.

Jika membawa-bawa dendam politik masa lalu, HRS tak sepatutnya memberikan arahan piihan ummat pada nomor 3 yang notabene putra SBY. Inilah ciri khas politik elegan HRS yang sepatutnya menjadi contoh bagi politisi di negeri ini.