Jepang Carter Pesawat Jemput Warganya di Wuhan, Indonesia?

Pada Ahad (26/1), Kementerian Kesehatan Jepang mengkonfirmasi kasus keempat virus Corona di Negeri Matahari Terbit itu. Pasien terakhir adalah seorang turis pria berusia 40 tahun yang tiba di Jepang pada Rabu pekan lalu dari Wuhan.

Pada saat tiba di Jepang, pasien tersebut menyatakan tidak merasakan gejalan apa pun. Namun, ia mulai merasakan demam sehari setelahnya dan segera menemui dokter di Perfektur Aichi.

Respons Indonesia

Jika Jepang telah memastikan akan mengirim pesawat untuk menjempung warganya di Wuhan, Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan pihak China terkait opsi evakuasi bagi para warga negara Indonesia yang berada di China, terutama di area-area yang sedang dalam masa karantina terkait penyebaran virus corona atau 2019-NcOv.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan, komunikasi dengan pemerintah China terus dijalin. Karena, masalah penanganan warga negara-negara asing di China, termasuk dari Indonesia, bergantung pada pertimbangan Pemerintah China.

“Mengenai kondisi yang menuntut evakuasi, itu yang pasti kita melalui komunikasi dengan pemerintah China, sejauh mana terbuka ruang untuk kita evakuasi saat sekarang, di mana isolasi masih dilakukan,” kata Teuku Faizasyah, Senin (27/1).

Dia mengatakan, sembari menjalin komunikasi terus-menerus dengan China, yang dapat dilakukan negara-negara lain, termasuk Indonesia, adalah memaksimalkan perisapan teknis. Sehingga, ketika kesempatan evakuasi terbuka dan kondisi di lapangan sudah siap, maka pihak Indonesia juga telah siap.

“Evakuasi dalam berbagai versi ya, dipindahkan ke area yang tidak terpapar atau kembali ke Indonesia, ada berbagai versi. Tetapi semua berpulang pada konfirmasi dari China bahwa evakuasi bisa dilakukan,” katanya.

Saat ini, menurut dia, pihak pemerintah Indonesia melakukan antisipasi. Salah satu persiapan teknis yang dilakukan adalah mengumpulkan daftar nama WNI di area karantina yang sekarang ini sudah dimiliki.

“Nanti pada waktunya kita sampaikan protapnya, semua akan dapat pengarahan dari pemerintah China, karena kita tidak bisa bekerja sendiri. Komunikasi terus menerus (dengan China) karena kondisi lapangan menentukan,” jelasnya.

Sementara itu, pihak Kemenlu memastikan WNI di sana tetap mendapat atensi yang besar. “Termasuk mungkin dari publik. Masyarakat kita harus bantu ajak moral mereka. Berpikir positif, sekalian fisik, psikis juga harus dijaga,” kata dia.

Total jumlah warga negara Indonesia yang tinggal di daerah yang dikarantina mencapai 243 jiwa dan mayoritas dari mereka merupakan mahasiswa. Lokasi para WNI tersebar di sejumlah daerah, termasuk Wuhan, yakni pusat dari wabah virus corona, serta Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan.

Berdasarkan informasi dari Komisi Kesehatan Nasional China pada Ahad (26/1) siang, total jumlah pasien terinfeksi virus corona mencapai 2.762 orang, sementara total jumlah pasien terduga infeksi atau suspected mencapai 5.794 orang. Jumlah pasien meninggal dunia akibat virus corona di China mencapai 81 orang dan wilayah yang terjangkit mencapai 29 provinsi/kota dari 31 provinsi/kota. (rol)