Muhammadiyah: Kami Terusik dan Gerah Terkait Ngabalin yang Ngawur dan Tuna Adab

Sikap Ngabalin yang menyerang siapa saja yang mengkritik pemerintah, justru akan merusak citra Jokowi sendiri yang nyatakan terbuka menerima kritik.

“Kalau saya begini, kan prinsipnya begini bahwa di bangsa ini mengkritik boleh dengan alasan alasan yang kuat kan, tapi membalas kritik dengan mencerca yang saya kira tidak boleh dan itu merusak ritme bernegara,” kata Sunanto.

“Orang kalau nunjuk orang berotak sungsang itu sebenarnya dirinya yang sungsang, otaknya yang sungsang, kalau menunjuk orang otaknya sungsang berarti dirinya, karena kalau menunjuk orang itu, menunjuk berarti 4 jarinya ke diri kita, itu sebenarnya dirinya lagi ngomong bahwa otaknya lagi sungsang itu maksud saya,” sambungnya.

Dia mengatakan, seharusnya Ngabalin bisa menjawab kritikan Busyro dengan ilmiah. Bukan malah menyerang dengan umpatan kasar.

“Tidak melebar kepada serangan individu dengan mengerdilkan etika dan itu merusak citra Pak Jokowi juga karena menurut saya etika komunikasi Pak Jokowi kan santun gitu, santun dan tidak menjelekkan orang, ya diberesin aja,” imbuhnya.

Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang usai Busyro menyatakan KPK tamat di tangan Presiden Jokowi. Ngabalin tidak setuju dengan pernyataan Busyro.

“Otak-otak sungsang seperti Busyro Muqoddas ini merugikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa, kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini,” tulis Ngabalin. [FIN]