Padamnya Cahaya Matahari dari Perspektif Alquran dan Sains

Proses fusi nuklir atom-atom hidrogen untuk menghasilkan gas helium di perut matahari mungkin akan terus berlangsung untuk jutaan tahun. Namun, habisnya hidrogen dari perut matahari dan melimpahnya gas helium di dalamnya akan menimbulkan suatu kondisi di mana tidak ada keseimbangan pembagian materi.

Helium empat kali lebih berat dari hidrogen. Ini berarti bahwa materi berbahaya matahari dapat menjadi kacau dan keseimbangan menjadi hilang. Oleh sebab itu, harus ada pergerakan yang lengkap untuk memulihkan keseimbangan matahari. Keseimbangan itu bisa disetujui jika bagian luar matahari mengungkap sebagian besar dan inti matahari menyusut.

Ketika itu terjadi, warna matahari akan berubah menjadi merah. Dengan penggelembungan itu, matahari menjadi bintang raksasa yang menelan tiga planet yang paling dekat, yaitu Merkurius, Venus, dan Bumi. Oleh karena itu, fase ini dinamakan fase Raksasa Merah.

Jika kekuatan di dalam matahari melemah, kulit permukaan matahari tidak akan mampu menyandarkan dirinya pada apa pun. Tubuh matahari kemudian akan hancur dalam suatu proses yang dinamakan pengerutan (takwir). Hal itu disebabkan oleh tarik-menarik di antara bagian-bagian dari matahari itu sendiri,suatu hal yang menyebabkan matahari menyusut dan mengerut dengan sangat cepat dan tiba-tiba.

Maka, leburlah materi-materi dalam matahari, bagian-bagian yang saling terkait, dan atom-atom di dalam matahari berdempetan satu cama lain. Namun, kekuatan repulsi elektrik di antara elektron-elektron berupaya untuk saling berdempetan lagi bilamana jarak di antara mereka sedikit jauh.

Dengan demikian, kekuatan repulsi elektrik dan memperbaiki (yang menyebabkan pengerutan) menjadi seimbang. Tatkala keseimbangan ini terwujud, matahari telah mencapai tingkat keselamatannya dan menjadi bintang katai putih. Pada saat itu matahari tidak menyisakan cahayanya kecuali hanya cahaya suram yang lemah dan momen hilangnya cahaya matahari terjadi. (Okz)