Pedih! Kisah Seorang Anak yang Selamat dari Pembantaian di Wamena

Eramuslim.com – Tragedi kemanusiaan kembali terjadi di tanah Papua. Puluhan warga menjadi korban meninggal akibat pembantaian oleh para perusuh di Wamena, Papua. Bahkan puluhan ribu warga lainnya terpaksa mengungsi dan dievakuasi ke luar Papua.

Salah satu korban yang berhasil selamat dari kejaran perusuh Wamena yang sadis dan biadab itu menceritakan kembali pengalamannya yang membuat hati kita pedih membacanya.

Namaku Giyan
Aku Giyan. Disampingku ada Ayahku dan abang dari ACT. Ayahku ikut terbakar ketika terjadi kerusuhan di Wamena.

Aku kasihan lihat ayah. Aku menangis dan menangis, ketika ayah pulang tidak disertai Ibu dan adekku. Aku bertanya pada ayah :

ā€œAyahā€¦ā€¦dimana Ibu?ā€ Ayahku tidak bisa menjawab dan beliaupun menangis dan menangis.

ā€œAyahā€¦dimana Adeku?ā€ Ayahpun semakin menangis dan menangis. Aku dipeluk dan dipeluk ayah. Kami sama2 menumpahkan tangis dan ayah berbisik ditelingaku:

ā€œGiyanā€¦.ā€. Ucap ayah menatap wajahku. ā€œIbu dan adekmu sudah tiada nakā€.

Tangisku menjadi pekikkan dan histerisā€¦..

ā€œIbu kenapa? Adek kenapa ayah.ā€ Ujarku.

ā€œIbumuā€¦..ibumu dan adekmu ā€¦ikut terbakar danā€¦meninggal nak.ā€

Akupun menagis sekeras2nya dan wargapun mencoba menghibur kami.

Namaku Giyan, sekali lagiā€¦namaku Giyan. Kini aku sdh kehilangan ibu dan adekku. Tapi, cita2ku untuk menjadi seorang Ustadz akan aku teruskan. Biar aku bisa menyumbangkan doa2.(end/swa)