Pertamina dan PLN Rugi Besar, Said Didu: BUMN Bak Karpet Sembunyikan Sampah

Dia menyindir Menteri BUMN, Erick Thohir, yang tak terlihat ngotot untuk memperjuangkan kondisi kementeriannya. Menurut Said Didu, yang justru berjuang untuk kesehatan BUMN saat ini justru Kemenkeu dan Kementerian ESDM. “Problemnya, saya tidak pernah dengar Menteri Bumn ngotot memperjuangkan, itu sumber masalahnya.”

Juru Bicara Menteri BUMN, Arya Sinulingga, ikut angkat bicara terkait Pertamina dan PLN yang diperkirakan bakal mengalami kerugian besar. Arya menilai apa yang disampaikan Menkeu tentang Pertamina dan PLN belum merupakan kerugian sesungguhnya karena rentang waktu perkiraan sampai bulan Desember 2022. Menurut Arya, kerugian sesungguhnya bisa terjadi jika pemerintah tidak membayar subsidi BUMN. “Ini adalah perkiraan jika pemerintah tidak membayar kompensasi kepada penugasan (BUMN) ini,” kata Arya Sinulingga.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengakui upaya pemerintah untuk menahan harga komoditas energi seperti bahan bakar minyak (BBM) cukup berat. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Jerman, harga BBM di Indonesia masih tergolong murah. Di Singapura harga bensin mencapai Rp27.000 per liter. Sedangkan di Jerman, harga BBM mencapai Rp31.000 per liter. “Kita ini Pertalite Rp7.650 (per liter), Pertamax Rp12.500 (per liter). Negara lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini ? Karena kita tahan terus, tapi subsidi makin besar. Sampai kapan kita begini ? Ini PR kita semua, menahan harga itu berat,” kata Jokowi dalam acara Evaluasi Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Selasa (24/5/2022). (SUARA)