PPDB Ngawur: Jeritan Hati Ortu-Siswa di Jakarta, Pilihan Sekolah Pupus Gegara Usia

Eramuslim.com – Persyaratan usia dalam PPDB DKI Jakarta 2020 menuai kritik dari sejumlah orang tua murid. Orang tua mengeluhkan dan merasa kecewa atas pemberlakuan seleksi yang memprioritaskan pendaftar usia tertua dalam PPDB DKI Jakarta lantaran khawatir anaknya gagal masuk ke sekolah impian.

Orang tua murid bernama Neneng Kurnia (36), warga Pejaten Barat, Jakarta Selatan, tak kuasa menahan tangis saat menceritakan anaknya tidak bisa mendaftar di PPDB Jakarta jenjang SMP karena usia tidak memenuhi syarat. Neneng mengaku anaknya saat ini mengalami down.

“Iya, kerugiannya, otomatis anak kita tadinya semangat untuk dapat sekolah negeri tiba-tiba dengan keputusan ini jadi down. Anakku sudah down,” kata Neneng saat dihubungi, Kamis (25/6/2020).

Neneng menyebut usia anaknya saat ini 12 tahun 18 hari. Neneng mengatakan tidak setuju dengan sistem jalur zonasi dengan syarat usia yang dianggapnya sangat menyulitkan.

“Hari ini dia jatuhnya 12 tahun 8 hari. Kalau untuk jalur zonasi masih dilihat jarak sih dekat untuk anak saya daftar ke sekolah. Masalahnya ini jalur zonasi sekarang ini yang dilihat usia. Saya tidak setuju, menyulitkan,” ucap Neneng.

Neneng menilai sistem ini tidak adil untuk anak-anak yang betul-betul gigih dalam belajar. Neneng menyebut semua anak berhak mendapatkan sekolah terbaik tanpa harus membedakan usia muda dan tua.

“Yang saya sesalkan juga seharusnya sebelum membuat keputusan ini dipertimbangkan baik-buruknya untuk yang usia tua, baiknya untuk usia muda seperti ini. Kan semua anak punya derajat yang sama untuk mendapatkan sekolah yang terbaik. Kenapa harus dibedakan dari jalur usia seperti itu,” katanya.

Ini kan seleksinya usia, teman-temannya yang tidak naik kelas satu tahun, dua tahun, dia bisa seenaknya milih sekolah favorit mereka, sekolah negeri mereka, kan itu tidak adil buat anak-anak kita yang betul-betul belajar, betul-betul sekolahnya kita sekolahkan, berharap memang mampu kan,” sambungnya.

Orang tua lainnya bernama Paulin (64) mengungkapkan anaknya yang berumur 15 tahun memiliki impian untuk masuk ke SMA Negeri 70 Jakarta. Namun, sistem persyaratan usia membuat sang anak menjadi khawatir dan resah.