Prabowo, Menhan Rasa Mentan

“Kementan kan memang memiliki personel untuk membina petani seluruh Indonesia akan tetapi kan Kemhan memiliki personel yang besar, lahannya TNI kan luas di mana-mana,” kata Dave.

Pertanian Bukan Hal Asing Bagi Prabowo Subianto

 

Sebelum menjabat Menhan, sektor pertanian dan perkebunan bukanlah hal asing bagi Prabowo. Usai berhenti dari militer pada tahun 1998, Prabowo Subianto aktif berbisnis. Sektor yang disasar di antaranya pertanian hingga perkebunan seperti produksi minyak kelapa sawit. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2004 hingga 2015.

Penugasan Prabowo tampaknya serius. Hari ini Menhan mendampingi Presiden Jokowi mengunjungi Kalteng untuk melakukan kunjungan kerja. Salah satu agendanya adalah peninjauan lumbung pangan dan meninjau saluran primer induk UPT A5 di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup. Jokowi bersama juga akan menuju lokasi lumbung pangan lainnya di Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.

Prabowo Tak Kerja Sendiri

Selain menugaskan Prabowo, Presiden Jokowi ternyata memberi tugas serupa ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir untuk pengembangan food estate di Kabupaten Pulang Pisang dan Kapuas, Kalteng. Kemenhan, Kementerian PUPR, dan Kementerian BUMN akan berkolaborasi untuk membangun lumbung pangan seluas 700 ribu hektare.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan Kementan sebetulnya telah menyiapkan lahan lumbung pangan hingga 165 hektare, di mana 84 ribu hektare telah siap digunakan. Sementara itu, pada proyek baru 700 ribu hektare memang tak melibatkan Kementan.

Mentan mengakui pihaknya memang tak dilibatkan secara langsung karena pembangunan lumbung pangan terbaru ini membutuhkan pembangunan infrastruktur pertanian dari awal. Di mana, Kementan tidak memiliki kapasitas di sana.

“Kenapa di 700 ribu (ha) Mentan tidak perlu terlibat awal, karena di sana belum ada pengairan primernya, sekunder maupun tersiernya. Harus dikerjakan dulu. Oleh karena itu saya punya konsentrasi adalah pada 165 (ribu ha) dan khusus untuk 2020 alokasi program kita di sana pada lahan eksisting, jadi bukan lagi rawa. Lahan aluvia itu adalah 30 ribu ha dan itu bentuknya food estate,” tuturnya saat di DPR bersama Komisi IV, Selasa (7/7). [glr]