Prof Salim: Komunisme Sudah Bangkrut, tapi Ada Partai yang Melanjutkan Nasakom Soekarno

“PKI itu pandai betul menyusup,” katanya. “Jadi sejarah Indonesia ini menunjukkan bahwa PKI itu tidak pernah berkuasa sebenarnya tetapi ikut berkuasa karena ada doktrin Nasakom (nasionalis, agama dan komunis, red),” ulasnya.

Menurut Salim, Nasakom merupakan ide Bung Karno. Proklamator RI itu memiliki obsesi besar tentang persatuan sehingga berupaya menyatukan kalangan nasionalis, Islam dan komunis.

“Tidak ada masalah waktu itu,” katanya. “Bahkan banyak orang PKI itu tokoh-tokoh Islam tadinya, jadi nggak ada masalah.”

Namun setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S (Gestapu), kata Said memaparkan, Bung Karno tetap mempertahankan idenya tentang Nasakom. “(Bung Karno, red) tidak mengkritik Nasakom dan tidak pernah membubarkan PKI,” tegasnya.

Salim menambahkan, pascareformasi ada PDI Perjuangan yang menurutnya berupaya melanjutkan kebijakan Bung Karno. Selain itu, di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang menulis buku Aku Bangga Jadi Anak PKI.

“Dia pengurus PDIP dan tidak pernah ditegur oleh PDIP, dibiarkan. Kesimpulan orang bahwa PDIP itu menganggap PKI itu tidak apa-apa, Nasakom itu tidak apa-apa,” ulas penulis buku Dari Gestapu ke Reformasi itu.

Salim pun menganggap kecemasan Gatot Nurmantyo soal PKI merupakan bentuk kesadarannya yang tinggi akan ancaman kebangkitan komunis. “Bukan ancaman partai komunis. Partai komunis itu tidak akan bangkit lagi karena sudah bangkrut,” sambungnya.

Salim juga menyodorkan analisisnya soal Gatot yang getol berkoar soal komunisme sekarang ketimbang saat masih menjadi Panglima TNI.

“Kenapa tidak dari dulu waktu jadi panglima, jawabannya karena dia jenderal yang taat, hormati aturan, dan disiplin. Dia tidak bisa ngomong sembarangan. Paling jauh, ya sudah tonton itu film G30S/PKI,” kata Salim. (*)