Rakyat Diiming-Imingi Kartu, Ini Namanya Rezim Lolypop

Eramuslim – SEBAGAI sesama praktisi media pertama-tama saya ingin mengapresiasi sejumlah media massa terutama media massa online yang merespon berbagai dinamika yang terjadi selama kedua figur cawapres Maruf Amin dan Sandi melakukan debat Pilpres, pada Minggu malam 17 Maret yang baru lalu.

Respon tersebut bukan cuma berupa liputan atau reportase berita peristiwa biasa, tetapi juga teman-teman media online ikut mengoreksi kesalahan-kesalahan atau ketidakakuratan data yang muncul dari debat cawapres yang mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya tersebut.

Koreksi atas kesalahan-kesalahan atau ketidakakuratan angka dalam debat tersebut, termasuk pula debat sebelumnya selama dalam masa kampanye Pilpres saat ini juga dilakukan oleh masyarakat luas, yaitu oleh para pengguna sosial media.

Hal ini menurut saya dalam Pilpres di tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terjadi.

Ini sekaligus menunjukkan adanya partisipasi politik dari masyarakat dalam Pilpres kali ini bukan hanya berkaitan dengan hak pilih saja, tetapi masyarakat juga aktif mengontrol dan mengoreksi debat.

Yang kedua kalau kita berbicara mengenai debat, maka yang kita nilai atau yang kita tangkap adalah:

Pertama, impresi (kesan).

Kedua, content (isi atau substansi).