Soal Keluhan Jokowi Peredaran Uang Kering, Pengamat: Akibat Pemujaan Kapitalisme dan Egoisme

eramuslim.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan peredaran uang di dalam negeri. Hal itu ditimpali Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto.

Menurutnya keadaan itu terjadi karena pemujaan terhadap sistem ekonomi kapitalisme. Selain itu egoisme elit politik.

“Ini akibat pemujaan terhadap kapitalisme dan egoisme elit politik dan bisnis,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Kamis (9/5/2024).

Apa yang diungkapkan orang nomor satu di Indonesia itu dinilainya tak benar secara keseluruhan. Karena memang peredaran di masyarakat bawah keringt, tapi tidak untuk kalangan atas.

“Yang di bawah makin kering. Yang di atas makin basah,” ujarnya.

“Biarlah orang susah makin sengsara,” tambahnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) posisi M2 pada Desember 2023 tercatat sebesar Rp 8.824,7 triliun atau hanya tumbuh 3,5 persen yoy, jauh dibandingkan kondisi September yang masih menyentuh angka 6 persen yoy.

Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI yang menerbitkan terlalu banyak instrumen, yakni Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI).

Adapun pernyataan Jokowi itu disampaikan di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor Pusat BI, Jakarta.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar

1 komentar

  1. Yang bener masyarakat bawah makin enak semua dpt bantuan..harusnya beras perkilo diatas 20 ribu biar tdk impor dan para pemuda biar mau bertani..yg atas nhk bisa korupsi krn pak jokowi hebat..coba yg sering mbacot ke desa desa perumah pasti punya motor minim satu unit umumnya 2 unit.makan jajan kewarung krn jajan murah..klo klas menengah keatas jajan pakai gengsi..lihatlah kebawah warung2 laris orang desa skrg males masak..yg bener jaman jokowi rakyat kecil ngk lapar..yg haus yg menengah keatas