Sudah Efikasi Rendah, Imun Sinovac Juga Turun 6 Bulan, Kenapa Terus Dipakai?

Booster vaksin bertujuan untuk memberikan perlindungan ekstra bagi mereka yang tengah berjuang di garda depan menangani lonjakan pasien COVID-19. Terlebih apabila mengingat imunogenisitas vaksin Sinovac turun setelah 6 bulan.

Kendati demikian, Nadia memastikan hingga saat ini belum ada rencana untuk memberikan booster vaksin corona kepada masyarakat umum. Ia menegaskan pencapaian target vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi 208 juta penduduk RI masih menjadi prioritas utama.

“Kepada umum sampai saat ini tidak kita berikan, ya. WHO sendiri tetap merekomendasikan untuk percepatan vaksinasi yang mendapatkan dosis 1 dan 2 di tengah keterbatasan vaksin, dibandingkan pemberian vaksin ke 3,” jelas Nadia.

“Karena semakin banyak orang yang telah mendapatkan vaksin lengkap dua dosis maka laju penularan dan pandemi dapat dikendalikan,” tandas dia.

Sebelumnya, penurunan imunogenisitas vaksin Sinovac diungkap oleh Guru Besar FK Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil. Oleh sebab itu, kata Prof Kusnandi, penyuntikan ulang atau suntikan ketiga nantinya dianjurkan untuk dilakukan terhadap para penerima vaksin ini.

“Sinovac setelah 6 bulan itu turun, sehingga memang rencananya setelah 6 bulan harus disuntik ulang,” kata Prof Kusnandi kepada kumparan, Jumat (16/7/2021). [kumparan]

Tingkat efikasi atau kemanjuran Sinovac rendah, sekitar 54-65% doang, beda dengan vaksin AS dan Eropa yang mencapai diatas 90%, sebab itu banyak negara termasuk RRC yang kini pakai vaksin AS, ternyata setelah 6 bulan divaksin Sinovac tingkat antibody di dalam diri manusia juga turun, yang jadi pertanyaan kenapa Sinovac terus dipakai oleh Indonesia?