Warga India Resah, WHO Belum Juga Setujui Izin Penggunaan Vaksin Buatan Dalam Negeri

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan pada Selasa bahwa para ahli independen telah meminta “klarifikasi tambahan” dari pembuat Covaxin, Bharat Biotech, untuk penilaian akhir pada 3 November.

Badan internasional itu telah mempertimbangkan data yang diberikan Bharat Biotech sejak awal Juli dan mengatakan “tidak bisa mengambil jalan pintas” dalam membuat keputusan.

Tanpa lampu hijau dari WHO, vaksin dua dosis Covaxin tak akan bisa diakui secara global dan akan menyulitkan warga India yang sudah menerima vaksin itu untuk pergi ke luar negeri.

Rajan Pallivadakethil Unnunni, 59 tahun, yang dua tahun bekerja di Kuwait sebagai tukang las sebelum pulang ke India akhir tahun lalu, mengaku tidak bisa kembali bekerja karena Kuwait tidak mengakui Covaxin.

Dia kini berjuang membayar pinjaman bank sebanyak 20 ribu dolar AS (Rp283,5 juta) dengan menjual ayam di sebuah kios kecil di Kerala dan menghasilkan 4 dolar sehari (Rp60 ribu).

“Jika saya tak bisa kembali ke Kuwait, saya tak akan mampu melunasi pinjaman dan membiayai pendidikan anak-anak saya,” kata Rajan yang duduk di atas bangku plastik di depan kiosnya.

“Saya bisa membeli tiket ke Kuwait jika aplikasi pemerintah Kuwait menunjukkan sinyal hijau.” [Suara]