Ambisi Irasional Jokowi dan Bahaya Kegagalan Pemindahan Ibu Kota Negara

Ada banyak program Jokowi yang mangkrak di Solo. Ada juga yang tidak dibahas dan dikupas tuntas, tentang bagaimana kegagalan dan terbakar sia-sia uang rakyat yang dipakai untuk membangun sedemikian panjang jalan layang untuk pejalan kaki menuju stasiun Solo.

Saya cukup banyak mengetahui sejarah dan kisah penting di Solo, karena dekat dengan banyak tokoh penting di Solo. Yang pasti Saya paham betul bahwa bagi rakyat Solo, pemimpin sejati yang sesungguhnya adalah FX Hadi Rudyatmo, mantan Wakil Walikota Solo yang kemudian menggantikan Jokowi menjadi Walikota Solo.

Jokowi juga perlu diingatkan berbagai kegagalannya saat memimpin DKI Jakarta. Sangat mudah menguraikannya karena ada banyak diberitakan di berbagai media. Tapi ada satu yang sirna dan menguap begitu saja, karena sangat besar nilainya hingga sekian triliun rupiah, kerugian negara yang hangus terbakar sia-sia, dalam pengadaan Bus Trans Jakarta buatan China.

Bahkan sampai sekarang tidak ada satupun media yang pernah memberitakan, dimana wujud dan bangkai sedemikian banyak Bus Trans Jakarta buatan China, yang dulu hanya berfungsi sekejap saja dan sekarang tidak ada satupun yang tersisa.

Sungguh aneh tapi nyata, seperti “kesirep” tidak ada satupun di antara para pembantunya serta orang-orang disekelilingnya di Istana Negara, yang menyadari bahwa Jokowi bukan manusia sempurna.

Jokowi punya banyak kelemahan dan kegagalan yang nyata, terbukti saat memimpin Solo, saat memimpin DKI Jakarta, dan saat memimpin Indonesia pada periode pertama. Jokowi seperti “dikultuskan” oleh para pembantunya, seolah-olah manusia yang sempurna, tidak pernah khilaf dan tidak punya salah.

Kita belum pernah mendengar, ada salah satu menterinya yang berani berkata tidak kepada Jokowi, atau yang paling elegan dan bijaksana, ada di antara menterinya yang berani mengundurkan diri dari jabatannya, karena merasa bahwa Jokowi sudah tidak pernah merasa salah dan tidak bisa menerima kritik, masukan dan saran, demi masa depan bangsa dan negara Kita.

Secara objektif Saya sangat setuju dengan rencana memindahkan Ibukota Jakarta ke Kalimantan, sebagai pulau terbesar dengan wilayah daratan terluas di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sesungguhnya Bapak Pendiri (Founding Father) bangsa Indonesia, Presiden Soekarno juga sudah merencanakannya sejak Indonesia merdeka. Secara geopolitis dan geostrategis, memang sangat strategis untuk masa depan bangsa Indonesia.