Ambisi Irasional Jokowi dan Bahaya Kegagalan Pemindahan Ibu Kota Negara

Seperti yang Kita ketahui bersama, program sangat strategis pemindahan Ibu Kota Negara, telah diperintahkan Jokowi kepada semua pembantunya sebagai proyek “Sangkuriang” berikutnya.

Apapun dan bagaimanapun caranya, Jokowi punya mau, tahun 2024 harus sudah pindah dan berkantor di Istana Negara yang baru di Kalimantan. Jokowi dan para pembantunya seperti lupa bertanya dan memetik pelajaran dari para pengembang perumahan (developer) di Jakarta, berapa puluh tahun waktu yang mereka habiskan untuk bisa mewujudkan sebuah area baru perumahan terpadu, hanya di satu wilayah kecil di seputaran Ibukota Jakarta.

Satu hal yang pasti ancaman bahaya yang nyata di depan mata Kita, Jokowi sudah menggelindingkan bola salju raksasa yang bisa ikut menenggelamkannya bersama seluruh rakyat Indonesia.

Karena Pemilu dan Pilpres 2024 persis 2 (dua) tahun mendatang, akhirnya bisa menjadi “ajang referendum” seluruh rakyat Indonesia, untuk menentukan siapa yang setuju dan tidak setuju dengan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan.

Atau bisa juga menentukan yang setuju dan tidak setuju memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, dengan grusa-grusu dan tergesa-gesa. Walaupun sudah menjadi rahasia umum bahwa Jokowi dan lingkaran inti pembantunya, berupaya dengan segala cara untuk mengamankan supaya pemimpin Indonesia selanjutnya yang akan menggantikannya adalah sekutunya.

Tapi, sungguh Jokowi dan para pembantunya seperti sudah pendek akal, mereka seolah-olah tidak berpikir bagaimana jika ternyata isu politik dalam Pemilu dan Pilpres 2024 menjadi berubah.

Ternyata yang terjadi jauh sebelum Pemilu dan Pilpres 2024 berlangsung, opini publik yang menguat dan mayoritas rakyat Indonesia sudah memilih, tidak mendukung kemauan dan keinginan Jokowi dan para Menterinya, memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan.

Atau opini publik yang menguat dan mayoritas rakyat Indonesia sudah memutuskan, tidak mendukung kemauan dan keinginan Jokowi dan para Menterinya untuk memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, dengan grusa-grusu dan tergesa-gesa.

Maka akibatnya, siapa pun kandidat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nanti, demi supaya terpilih dan bisa memenangkan Pilpres 2024, suka tidak suka dan mau tidak mau, akan berjanji kepada seluruh rakyat Indonesia, mereka akan membatalkan kemauan dan keinginan Jokowi, memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, atau memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan dengan grusa-grusu dan tergesa-gesa.

Semoga saja tidak terjadi kemungkinan yang terburuk dan paling ekstrim, jika sampai mayoritas rakyat Indonesia meminta untuk dibatalkan pemindahan Ibu Kota Negara yang baru ke Kalimantan.

Tidak bisa dibayangkan, berapa banyak kerugian uang dan utang negara Kita, yang hangus dan terbakar sia-sia untuk ambisi irasional Jokowi, karena ingin memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, dengan grusa-grusu dan tergesa-gesa.

Saya hanya bisa berdoa, Ya Allah Ya Tuhanku, selamatkan dan lindungi selalu bangsa dan negaraku tercinta. Selamatkan dan lindungi juga sahabat baikku Jokowi dan keluarganya, dari ambisinya dan bisikan para pembantunya, yang dapat mencelakakan dirinya dan keluarganya. (RMOL)

Penulis adalah Pendiri Negarawan Indonesia