Jasmerah: Dari Persembunyian, Budi Djarot Teriak Benci Khilafah

Eramuslim.com – Ini tulisan pengamat politik M. Rizal Fadillah tentang sikap Budi Djrot, pendukung Jokowi yang menghina HRS tahun lalu:

Video menantang Boedi Djarot yang muncul dari persembunyiannya berteriak teriak bertanggungjawab atas peristiwa 27 Juli 2020 di depan gedung DPR. Lalu menantang sambil menyebut nyebut Khilafah segala. Jika pakai UU ITE “teriakan” itu masuk kategori ujaran kebencian. Benci pada Khilafah.

Djarot mengerti atau tidak bahwa Khilafah itu adalah sistem pemerintahan para sahabat Rosulullah SAW sepeninggal Beliau. Abubakar Shiddiq adalah Khalifah, begitu juga dengan Umar bin Khattab, Usman bin Affan, serta Ali bun Abi Thalib. Umat Islam sangat menghormati para Khalifah ini. Mengingkari para Khulafa’ur Rasyidin sama dengan mengingkari Rosulullah SAW. Artinya ia telah keluar dari Islam. Murtad namanya.

Memang timbul pertanyaan Boedi Djarot itu Muslim atau bukan. Seorang Muslim tidak mungkin membenci Khalifah dan Khilafah. Sejarah kenabian dan shahabat tidak bisa dihapus oleh suara berisik sinisme dan kerut kebencian seorang Boedi Djarot. Itu melekat dengan keimaman dan keislaman. Mencaci maki sama saja dengan menodai. Pasal 156 a KUHP mengancam perbuatannya.

Khilafah yang ditentang keras adalah modus sembunyi dari peringatan umat Islam yang mewaspadai kebangkitan neo-PKI dan Komunisme. Pembenci agama dipastikan mereka adalah kaum Komunis. Disangkanya dengan membenci Khilafah otomatis bisa menafikan kewaspadaan umat terhadap bahaya PKI dan Komunisme. Tentu tidak.