Dr. Bathara Hutagalung: Mengenang Pertempuran Surabaya, 28 Oktober 1945

Pertempuran Surabaya

Kata “dekolonisasi” ini sangat menghina bangsa Indonesia, karena dari sudut pandang Belanda, Indonesia baru diberi “hadiah kemerdekaan” pada 27 Desember 1949.

Pemerintah Belanda sangat peduli terhadap generasi muda Belanda. Hingga sekarang, di buku-buku sekolah di Belanda tidak ada informasi mengenai kekejaman Be;landa selama masa penjajahan, perbudakan dan selama agresi militer Belanda di Republik Indonesia antara tahun 1945 – 1950.

Sejak kami mulai tahun 2002 sangat gencar menggugat dan menuntut pemerintah belanda atas berbagai kejahatan, a.l. pembantaian di desa Rawagede, pemerintah Belanda mulai gerah, dan sekarang berusaha memanipulasi penulisan sejarah, untuk pembenaran agresi militer mereka di Republik Indonesia.

Dari sudut pandang belanda, yang terjadi antara tahun 1945 – 1949 adalah kerusuhan-kerusuhan yang dilakukan oleh para perusuh, perampok dan ekstrmis yang dipersenjatai oleh Jepang. Oleh karena itu, agresi militer yang mereka lakukan disebut sebagai “aksi polisional.”

Pemerintah Belanda sangat memikirkan penulisan sejarah untuk generasi mjuda Belanda, dan mempersiapkan tulisan sejarah yang sesuai dengan selera dan kepentingan Belanda.

Apabila pemerintah Indonesia juga memikirkan penulisan sejarah untuk generasi muda Indonesia, maka Pemerintah Indonesia harus menolak rencana Belanda mengarang cerita sejarah untuk generasi muda Belanda.(*)

Penulis: Dr. Bathara Hutagalung, sejarawan senior Indonesia

(kl/ts)

Source link

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/pekan-discount-buku-20-untuk-buku-buku-ini-stok-terbatas.htm