Dr. Syahganda Nainggolan: Referendum Papua, Mungkinkah?

Olivia Tasevski dalam West Papua’s Quest for Independence, yang diterbitkan The  Diplomat, Juli 2019, menjelaskan detail dukungan yang semakin besar kepada gerakan Papua Merdeka. Ketua partai oposisi Inggris dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dan Senator Parlemen Australia, Richard Di Natali, di antara figur utama pendukung itu.

Benny Wenda, pemimpin Papua Merdeka (United Liberation Movement of West Papuan/ULMWP), mengklaim telah mendapat dukungan dari 1,8 juta jiwa rakyat Papua dalam petisi yang ditujukan ke PBB untuk menuntut pengusutan pelanggaran HAM dan menuntut pula kemerdekaan.

Petisi itu sudah diterima Ketua Komisi Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Blachelet. Di samping itu, Benny juga telah berhasil meyakinkan negara-negara Pasifik untuk ikut dalam pertemuan rutin mereka Melanesia Spearhead Group (MSG).

Di sisi lain, dukungan Israel terhadap Papua semakin nyata. Beberapa tahun lalu, Papua mengibarkan bendera Israel di seluruh penjuru Papua, sebagiannya resmi. Resmi ini diperkuat lagi oleh pernyataan Sekda Papua baru baru ini tentang tanah Papua sebagai tanah Israel kedua.

Meskipun Israel, Inggris, Australia dan Amerika, tidak melibatkan negara dalam relasi dukungan terhadap gerakan Papua Merdeka, namun gerakan rakyat dan elite dari negara-negara tersebut mengindikasikan kedekatan gerakan Papua Merdeka dengan mereka.

Sejauh pembahasan ini, kita sudah melihat bahwa kehendak rakyat Papua untuk merdeka, khususnya lima tahun belakangan ini semakin menggila. Lalu bagaimana kita berbuat?