Gadget telah Memperbudak Manusia Sedunia

Bagaimana cara kerjanya? Alat pengintai tersebut akan bekerja dengan algoritmanya untuk mempelajari sekaligus mendata karakter manusia individu per individu berdasarkan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities) Analysis (dipelajari kekuatan dan kelemahan manusia, lalu melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan tantangan yang akan dihadapi), sehingga tanpa disadari oleh kita sebagai objeknya, maka mereka akan dengan mudah memprogram manusia lewat alam bawah sadarnya dengan opini-opini yang sudah disiapkan untuk disusupkan melalui konten-konten dan aplikasi-aplikasi yang selalu dibuat menarik agar kita terhipnotis dengan cara merasionalisasi sesuatu melalui visual seolah-olah kita sedang berada dalam kehidupan nyata.

Padahal ini adalah ruang kehidupan semu, sehingga sama sekali tidak kita sadari apa dampaknya dikemudian hari, karena mereka sangat lihai menyembunyikan motivasinya, bahwa dibalik semua kecanggihan teknologi tersebut sesungguhnya terdapat udang dibalik batu berupa agenda besar yang tidak terbantahkan, yakni untuk menguasai mindset dan merusak potensi sel setiap manusia yang pada akhirnya alat pengintai tersebut mengetahui bagaimana cara untuk menaklukan manusia agar dapat dikontrol sepenuhnya dan akhirnya dapat diperbudak. Hal tersebut tidak saja akan melumpuhkan bangsa kita, tetapi seluruh manusia di muka bumi ini ingin mereka perbudak.

Bagaimana cara memprogramnya? Yakni dengan reprogram alam bawah sadar manusia dengan mengulang-ulangi secara terus menerus (repetition), sehingga menjadi sedimen (endapan) di dalam alam bawah sadar kita yang direkam oleh sel-sel di dalam tubuh manusia seperti pita kaset sampai terbentuk kejiwaan manusia sesuai agendanya, sangat mudah bukan? Mereka memulainya dengan cara yang sangat cerdik, karena menawarkan kemudahan, kecepatan/instan, kenyamanan dan kemewahan yang merupakan hal yang memanjakan manusia, menjadi suatu kebiasaan agar manusia hidup dalam ketergantungan dan akhirnya terlena dengan tujuan agar manusia menjadi lemah dan tak berdaya.

Perhatikanlah bahwa segala sesuatu yang dipromosikan selalu hanya tentang manfaatnya saja, sedangkan dampak yang merusaknya sengaja disembunyikan agar motivasi jahatnya tidak terselami, makanya tidak pernah mereka ekspose, karena kalau diekspose sejak awal, tidak akan ada yang mau menggunakannya. Tujuannya adalah supaya penggunanya mudah untuk dijerat. Hanya setelah banyak yang mengalami dampak buruk dari kerusakan yang dialami barulah mulai berpikir cara untuk mengatasinya, namun sudah sulit untuk keluar lagi, karena sudah masuk dalam jeratannya. Jadi cara kerja mereka itu bagaikan sarang laba-laba yang tersamar, sehingga membuat serangga lain terjerat.