Menggeser-geser Libur Hari Raya Islam ke Hulu, Menggusur-gusur Aqidah Kemudian

Kedua, ini pilihan yang amat berat dan penuh resiko. Rakyat dalam hal ini umat Islam. Harus berani “Menggugat Indonesia” yang terlena dalam cengkeraman nekolim. Layaknya Soekarno yang menyampaikan “Indonesia Menggugat” di hadapan pemerintah Hindia Belanda pada masa pergerakan kemerdekaan.

Islam yang menjadi janin dan roh kelahiran NKRI. Dituntut untuk bangkit dari proses destruktif yang dialami umat Islam. Paling utama dan mendesak adalah menjaga dan merawat ukuwah Islamiyah. Gencarnya upaya pembelahan sosial dan politik adu domba dikalangan umat Islam harus segera ditangani oleh umat Islam sendiri.

Mau tidak mau, suka tidak suka, sebelum bicara hal-hal progressif lainnya tentang Islam. Hanya dengan persatuan dan kesatuan umat Islam. Perbaikan dan kemajuan umat Islam, negara dan bangsa Indonesia dapat diraih. Karena mewujudkan Islam sebagai agama Rahmatan Lil A’lamin, merupakan ikhtiar bersama termasuk di dalamnya NKRI dan seluruh dunia.

Pada akhirnya, semoga geser-menggeser hari raya umat Islam tidak diikuti gusur-menggusur aqidah umat Islam. [FNN]

Wallahu a’lam bishawab.

Penulis, Pegiat Sosial dan Aktifis Yayasan Human Luhur Berdikari.