Tuduh MUI dan Anies Ter*ris, Anda Waras?

Beredar berita di media, Ustaz Farid Okbah bertemu Presiden Jokowi di istana. Bahkan dari ceramahnya yang viral dalam bentuk video, Ustaz Farid Okbah, sesuai pengakuannya, telah memberi lima nasihat kepada Presiden Jokowi.

Usamah Hisyam, Ketua Umun Parmusi yang juga dekat dengan istana, mengaku sebagai pihak yang membawa Ustaz Farid Okbah ke Presiden Jokowi. Dan memang, Ustaz Farid Okbah adalah kader Parmusi. Sampai di sini, tak ada yang salah. Dan enggak logis jika ada yang mempermasalahkan.

Bukankah silaturahmi itu baik, dan menjadi budaya bangsa yang terus kita warisi dan pelihara? Kita tularkan ke anak cucu sebagai kearifan bangsa.

Selain bertemu presiden di istana, viral juga foto Ustaz Farid Okbah dengan Jenderal Tito Karnavian. Ini juga tidak ada masalah. Hanya orang setengah waras yang mempersoalkan.

Lalu, kenapa dikaitkan-kaitkan dengan MUI dan Anies Baswedan?

Di-framming dalam video bahwa partai PDRI disiapkan untuk mengusung Anies. Hahahah… Parto dan Cak Lontong kalah lucu dengan framming ini.

PDRI, partai yang diketuai oleh Ustaz Farid Okbah, memang sudah punya legalitas dari Kemenkumham? Pertanyaan yang lebih mendasar lagi: emang sudah ngurus izinnya di Kemenkumham? Emang ada niat untuk ikut Pemilu 2024? Kalau enggak ngurus izin, gimana mau ikut pemilu dan mengusung calon? Wualaaaah….

Publik lebih melihat PDRI itu “semacam ormas” yang fokus di dunia dakwah. Sepertinya para kader sadar betul bahwa menggerakkan lokomotif partai itu butuh logistik besar. Ini yang enggak mudah disiapkan oleh partai baru, termasuk PDRI.

Jadi, framming ini enggak cerdas. Tertolak di otak masyarakat awam. Apalagi dalam logika kaum cendekiawan.

Begitu juga terkait MUI. Nyerang MUI mesti ngukur kekuatan diri. MUI itu didukung puluhan ormas Islam. NU, Muhammadiyah, Wahdah Islamiyah, Al-Wasliyah, dll. Anggota ormas-ormas inilah yang menjadi penduduk mayoritas negeri ini. Melawan MUI, sama saja melawan mayoritas bangsa ini. Blunder!

Kabarnya, akan ada somasi untuk mereka yang menyerang MUI. Ini ada baiknya. Jauh lebih baik, duduk bareng, bermusyawarah, lalu membangun kesepemahaman. Inilah budaya bangsa kita. Guyub, rukun, dan semua masalah diselesaikan dengan musyawarah.

Tapi, kalau ada agenda lain terkait dengan kegaduhan saat ini? Nah, ini yang jadi masalah. Kalau betul begitu, maka penyerangan kepada MUI bukan target utama, tapi hanya “semacam pengalihan belaka”. Ini jadi repot.

Apa penyerangan kepada Anies juga begitu? Hehehe… Anda batuk saja, bisa di-framming sebagai kesalahan Anies. Apalagi lebih dari itu. Kalau soal ini, publik sudah sangat paham.[]

(*Penulis: Dr. Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)