Anggota Parlemen Palestina Sebut Tidak Ada Pembangunan Serius Di Jalur Gaza

A Palestinian man reads the Koran, Islam's holy book, during the Muslim holy fasting month of Ramadan, in his house destroyed during 50-day war between Israel and Hamas-militants in the summer of 2014, in Gaza City on June 22, 2015. A widely anticipated United Nations report said both Israel and Palestinian militants may have committed war crimes during last year's Gaza war, decrying "unprecedented" devastation and human suffering. AFP PHOTO / MAHMUD HAMS        (Photo credit should read MAHMUD HAMS/AFP/Getty Images)
A Palestinian man reads the Koran, Islam’s holy book, during the Muslim holy fasting month of Ramadan, in his house destroyed during 50-day war between Israel and Hamas-militants in the summer of 2014, in Gaza City on June 22, 2015. A widely anticipated United Nations report said both Israel and Palestinian militants may have committed war crimes during last year’s Gaza war, decrying “unprecedented” devastation and human suffering. AFP PHOTO / MAHMUD HAMS (Photo credit should read MAHMUD HAMS/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Kepala Komite Rakyat Melawan pengepungan Zionis Israel, Jamal Hadari, menyatakan bahwa rekontruksi Jalur Gaza pasca agresi tahun 2014 tidak berjalan sesuai harapan masyarakat Palestina dan dunia internasional.

Pernyataan ini diungkapkan Jamal Hadari dalam wawancaranya dengan Middle East News Agency (MENA) di Jalur Gaza pada hari Kamis (03/09) kemarin.

“Tidak ada proses rekonstruksi nyata yang didengungkan oleh negara-negara donor Arab pada konferensi internasional Gaza pada tahun 2014 lalu,” ujar Jamal Hadari.

Jamal Hadari melanjutkan, “Sampai saat ini hanya ada sekitar 1200 rumah yang baru didirikan di Jalur Gaza, dari total 171 085 unit rumah yang dihancurkan dengan rincian 12.721 unit bangunan hancur keseluruhan, 12.721 unit rusak parah, dan 145 806 unit rusak sebagian.”

Jamal yang juga menjabat sebagai anggota parlemen Palestina menjelaskan bahwa pembukaan pintu perlintasan Karim Abu Salem secara menyeluruh adalah kunci dari proses nyata membangun kembali Jalur Gaza.

Perlu diketahui bahwa dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh lembaga lintas badan yang bekerja mendukung wilayah yang terkena bencana alam atau konflik untuk mendapatkan kembali tempat berlindung yang layak “Shelter Cluster” memperkirakan bahwa pembangunan kembali Jalur Gaza akan butuh waktu hingga 20 tahun kedepan jika Zionis Israel terus menutup pintu perbatasan. (Dostor/Ram)