AS Tolak Kemerdekaan Palestina, Usulkan Kerahkan Pasukan NATO ke Tepi Barat

AS menunjukkan ketidaksenangannya dengan pernyataan seorang pejabat pemerintahan Palestina yang mengatakan bahwa Palestina seharusnya bisa segera mendeklarasikan kemerdekaannya seperti Kosovo. AS langsung mengusulkan agar tentara-tentara NATO dikerahkan ke Tepi Barat.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Sean McCormack mengatakan bahwa kasus Kosovo tidak sama dengan kasus Palestina. "Situasi di Kosovo berjalan sesuai arah, dalam hal upaya untuk mencari solusi melalui negosiasi politik, " ujar McCormack menjawab pertanyaan mengapa Kosovo hanya butuh waktu sembilan tahun di bawah wewenang PBB untuk mendapatkan kemerdekaannya, sedangkan Palestina harus menunggu sejak tahun 1948.

McCormack mengatakan bahwa masih terbuka kemungkinan tercapainya kesepakatan di wilayah Palestina. Namun pembicaraan damai Israel-Palestina yang berlangsung selama ini, kata McCormack tidak sesuai arah, tentu saja arah yang diinginkan oleh AS dan Israel.

Menyusul pernyataan pejabat Palestina itu, Duta Besar AS untuk Israel Richard Jones mengatakan bahwa AS sudah membicarakan soal kemungkinan pengerahan pasukan internasional ke Tepi Barat, dengan Eropa termasuk dengan Israel yang selama ini selalu menolak kehadiran pasukan asing di wilayah Palestina yang didudukinya.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengakui bahwa AS sudah mengajaknya bicara soal pengerahan pasukan ini, namun belum ada keputusan final. "Ini masih menjadi wacana dan Israel belum menyatakan menerima ide itu, " kata Barak.

Adalah Yasser Abed Rabbo, penasehat Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang kemarin melontarkan ide bahwa Palestina seharusnya bisa segera mendeklarasikan kemerdekaannya seperti yang terjadi di Kosovo. "Kosovo tidak lebih baik dari kita. Kita layak mendapatkan kemerdekaan, bahkan sebelum Kosovo dan kita meminta dukungan AS dan Uni Eropa untuk kemerdekaan kita, " kata Abed Rabbo.

Tapi juru runding Palestina Saeb Erekat menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina haruslah kemerdekaan yang riil, bukan sekedar deklarasi. "Saat ini, kita membutuhkan kemerdekaan yang riil, bukan sebuah deklarasi. Kemerdekaan yang riil, dengan mengakhiri penjajahan. Kita bukan Kosovo, " tukas Erekat. (ln/presstv/iol)