Israel Usir Ribuan Warga Palestina di Yerusalem

Israel kembali akan merampas rumah-rumah warga Palestina di kota Yerusalem Timur (al-Quds). Untuk itu, rezim Zionis mengeluarkan surat perintah pada ratusan pemilik rumah agar segera pindah sebelum Israel menghancurkan rumah-rumah tersebut.

Hatem Abdul Kader, pejabat Palestina yang bertanggung jawab atas urusan perkotaan mengatakan, sekitar 80 warga di kawasan al-Bustan sudah menerima surat peringatan untuk segera pindah dari pihak Israel, dengan alasan rumah-ruman mereka ilegal.

Menurut Kader, rezim Israel di daerah pendudukan Yerusalem sudah sering menggunakan alasan "bangunan ilegal" untuk mengeluarkan surat perintah penghancuran bangunan milik warga Palestina, meski warga mengajukan keberatan. Padahal, kata Kader, rumah-ruman yang disebut Israel ilegal sudah berdiri sebelum tahun 1967, sebelum Israel menganeksasi al-Quds usai perang enam hari.

"Alasan Israel sebenarnya bukan masalah legal atau ilegal, tapi lebih pada alasan politik. Israel ingin menciptakan kondisi demografi yang tidak seimbang antara warga Palestina dan para pemukim Yahudi di al-Quds," tukas Kader.

Seorang warga Palestina mengeluhkan kebijakan rezim Zionis Israel yang akan menggusur rumahnya yang dibangun satu setengah tahun yang lalu. "Saya sudah minta ijin membangun tapi rezim Zionis tidak pernah memberikannya. Sekarang saya malah mendapat surat peringatan untuk meninggalkan rumah saya," kata warga tersebut.

Sekretaris Jenderal otoritas Islam-Kristen untuk Yerusalem, Hassan Khater menambahkan, Israel ingin membangun taman-taman di tanah tempat rumah-rumah itu berada dan merupakan bagian proyek yudaisasi Israel di kawasan kompleks Masjid al-Aqsa yang disebut sebagai "Proyek Lembah Suci".

Jika Israel benar-benar menggusur rumah-rumah di kawasan al-Bustan, maka sekitar 1.500 warga Palestina akan kehilangan tempat bernaung. Khater menyerukan warga agar menolak surat perintah itu, melawan upaya rezim Zionis yang ingin merampas rumah-rumah mereka, menolak tawaran Israel agar warga pindah ke kawasan pinggiran lainnya seperti Beit Hanina, menolak menerima kompensasi apapun dari Israel dan menolak segala bentuk upaya rezim Zionis Israel yang ingin memperkuat cengkeramannya atas Masjid al-Aqsa dan kota Yerusalem. Israel memang berambisi untuk merebut kota Yerusalem untuk dijadikan ibukota negara Yahudi. (ln/prtv/PIC)