Menlu AS: Hamas Adalah 'Prajurit' Iran di Palestina

Sementara para delegasi faksi pejuang Palestina sedang membahas upaya gencatan senjata dengan Israel di Kairo, Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice menyebut Hamas sebagai ‘wakil prajurit’ dari Republik Islam Iran.

Dalam pidatonya di depan American Jewish Committee di Washington, Rice mengungkapkan kekhawatiran AS yang makin meningkat terhadap negara Iran. Ia mengatakan bahwa Iran bukan hanya ancaman bagi wilayah Palestina tapi juga bagi Libanon, Irak dan bahkan Afghanistan.

Rice menuding Hamas sebagai ‘wakil prajurit’ Iran di Palestina, karena Iran telah memberikan bantuan militer pada gerakan Hamas. Rice juga menuduh Hamas sebagai kelompok yang menolak mengecam kekerasan, menolak mengakui hak Israel untuk eksis dan menolak mematuhi semua kesepakatan yang telah dibuat Palestina dengan Israel. Oleh sebab itu, tukas Rice, AS akan melakukan berbagai upaya untuk mengucilkan Hamas.

Rice sama sekali tidak menyinggung apalagi mengkritik tindakan keji sekutunya, rejim Zionis Israel yang setiap hari menggelar operasi militer ke wilayah Palestina, khususnya Jalur Ghaza dan membantai warga sipil Palestina yang tak berdosa.

Pertemuan Kairo

Dalam pertemuan di Kairo, faksi pejuang Palestina, Jihad Islam menegaskan peluang gencatan senjata dengan Israel tetap terbuka tapi tidak boleh ada pembatasan yang menghalangi hak para pejuang Palestina untuk melakukan perlawanan terhadap serangan-serangan Israel di wilayah Palestina.

Hal itu diungkapkan anggota senior Jihad Islam, Abu Emad al-Rifaie pada para mediator Mesir dalam pertemuan di Kairo. Jihad Islam menyatakan setuju dengan proposal perdamaian dengan Israel di Jalur Ghaza yang dibuat Hamas, dengan sejumlah persyaratan.

"Persetujuan ini berdasarkan beberapa kondisi, jika Israel melakukan agresi apapun terhadap para pejuang kami atau rakyat kami di Jalur Ghaza… kami berhak meresponnya, " kata Emad al-Rifaie setelah melakukan pembicaraan dengan kepala intelejen Mesir, Omar Suleiman.

Seperti diberitakan, Mesir mengundang 12 faksi di Palestina untuk membahas usulan gencatan senjata dengan rejim Zionis Israel selama enam bulan yang diajukan Hamas. Pembicaraan masih akan berlangsung pada hari ini, Rabu (30/4).

Israel sudah menyatakan menolak tawaran gencatan senjata itu dan menunjukkannya dengan serangan-serangannya yang terus berlanjut ke Jalur Ghaza. Terakhir, serangan pasukan Zionis menewaskan enam warga Ghaza, termasuk seorang ibu dan empat anaknya (ln/presstv)