Penderita Kanker di Gaza Meningkat Tajam

Dua tahun setelah agresi brutal Israel, jumlah penderita kanker di Jalur Gaza meningkat 30 persen. Para dokter dan pakar lingkungan di Gaza mengatakan, kandungan uranium dalam bom-bom yang dijatuhkan Israel ke wilayah itu pada tahun 2008-2009 lalu, menjadi penyebab bersemayamnya sel-sel kanker di dalam tubuh warga Gaza.

"Kami melihat ada peningkatan tajam jumlah penderita kanker darah dan jenis kanker lainnya. Para pasien kebanyakan berasal dari kawasan yang menjadi target serangan pesawat-pesawat tempur Israel yang menggunakan senjata kimia berbahaya," kata dokter ahli kanker (onkolog), Mohammad Attiya.

Rumah Sakit Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza mencatat grafik kenaikan yang tajam pasien penyakit kanker di wilayah itu. Ancaman penyakit kanker akibat senjata kimia berbahaya Israel sudah diingatkan dua dokter sukarelawan asal Norwegia yang pernah bekerja di rumah-rumah sakit Gaza. Kedua dokter itu mendeteksi adanya sisa-sisa uranium dalam tubuh pasien yang terkena kanker.

Penelitian yang dilakukan pakar lingkungan pascaserangan brutal Israel ke Gaza dua tahun lalu, menemukan kandungan radio aktif di Jalur Gaza 1.000 kali lebih besar dibandingkan kandungan radio aktif dalam level normal. Itu artinya, penderita penyakit kanker bisa muncul setiap hari.

"Angka penderita kanker meningkat secara signigikan. Israel menggunakan senjata mengandung fosfor putih saat menyerang kota ini, yang menjadi ajang uji coba semua senjata yang sudah dinyatakan dilarang dunia internasional," kata Zekra Ajour, seorang pakar lingkungan hidup.

Sisa zat berbahaya itu terbawa angin, dan dengan cepat menginfeksi tubuh manusia lewat udara atau makanan yang terkontaminasi zat tersebut. (ln/prtv)