Pertemuan Puncak Pemimpin Arab Rekomendasikan Negara Palestina Merdeka

Para pemimpin Arab yang tengah menyelenggarakan pertemuan puncaknya di Riyadh, menyepakati semua saran yang disampaikankepada mereka. Terutama soal optimalisasi perdamaian dengan Israel melalui komunikasi yang akan dilakukan sejumlah unit khusus di berbagai bidang.

Terkait rekomendasi soal “optimalisasi ide perdamaian Arab”, dalam teks nya tertulis “menegaskan komitmen seluruh negara Arab terhadap ide perdamaian Arab sebagaimana ditetapkan dalam program internasional dan prinsip-prinsipnya, untuk menyelesaikan pertikaian Arab dan Israel, mendirikan perdamaian yang utuh dan adil yang bisa mewujudkan keamanan bagi semua negara di Timur Tengah, serta mendukung rakyat Palestina untuk mendirikan negaranya secara independen dan merdeka, dengan ibukotanya Al-Quds asy Syarif (Yerusalem). ”

Selain itu, terdapat pula teks rekomendasi yang berbunyi “menugaskan tim kementerian khusus masalah perdamaian Arab untuk membentuk unit kerja yang akan menempuh mekanisme komunikasi yang harus dilakukan dengan Sekjen PBB dan pemimpin berbagai negara yang menjadi anggota dalam DK PBB serta Kelompok negara Kwartet serta seluruh pihak yang terkait dengan proyek perdamaian, guna memantapkan perdamaian dan mendapatkan dukungan bagi ide perdamaian yang diusung negara Arab serta memulai perundingan yang serius, sesuai kesepakatan dan kebijakan PBB, dan prinsip perdamaian harus diwujudkan dengan penyerahan tanah yang dirampas, juga prinsip tidak dibolehkannya penguasaan atas tanah milik bangsa lain dengan kekuatan militer. ”

Sebelum ini, Pemimpin Saudi Abdullah bin Abdul Aziz menyatakan di hadapan peserta pertemuan puncak Arab, agar proyek perdamaian bisa tetap bergerak, maka harus dicabut blokade atau embargo ekonomi dan politik yang selama ini dijatuhkan negara-negara internasional atas rakyat Palestina, sejak Hamas memimpin pemerintahan Palestina awal tahun lalu.

Sedangkan kelompok negara kwartet plus Israel mensyaratkan pencabutan blokade ekonomi dan diplomatik atas Palestina, harus dengan pengakuan Hamas terhadap eksistensi Israel dan berbagai kesepakatan terdahulu. “Sudah sangat mendesak pencabutan embargo yang zalim atas rakyat Palestina yang menjadi saudara terdekat kita, ” ujar Abdullah bin Abdul Aziz.

Pertemuan puncak negara Arab yang ke-19 ini dibuka hari Rabu kemarin dihadiri seluruh utusan dari negara-negara Arab, kecuali Libya. (na-str/albwb)