PM Israel Ehud Olmert Perintahkan Operasi Militer Lebih Luas dan Keras ke Palestina

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam rapat kabinet, Minggu (6/12) menyatakan bahwa ia telah memerintahkan menteri pertahanannya Ehud Barak untuk "memperluas aksi Israel" ke wilayah Ghaza.

Aksi tersebut, kata Olmert, untuk menghentikan serangan-serangan roket para pejuang Palestina. "Tidak ada keraguan, ini merupakan tanda makin meluasnya aktivitas organisasi teror di Ghaza, " kata Olmert merujuk pada organisasi Hamas yang kerap disebutnya sebagai organisasi teroris.

"Kementerian pertahanan telah menginstruksikan aparat keamanan untuk memperkuat aksi Israel, yang sudah secara intensif dilakukan dalam beberapa minggu ini, " tukas Olmert.

Para pejuang Palestina, terakhir kali menembakkan roket ke wilayah Israel akhir pekan kemarin. Namun roket berukuran 122 milimeter itu jatuh jauh di luar kota Ashkelon, Israel.

Sementara itu, agresi Israel ke wilayah Ghaza terus berlangsung. Dalam serangan ke kamp pengungsi al-Bureij hari Minggu pagi, Israel mengerahkan kendaraan-kendaraan militer, buldoser dan helikopter-
helikopternya.

Serbuan Israel itu menyebabkan empat warga Palestina gugur. Salah seorang korban adalah remaja berusia 17 tahun bernama Ziad Abu Raqba. Sumber medis di Palestina mengatakan, Ziad gugur setelah tentara Israel menembak bagian dadanya, padahal Ziad bukan anggota kelompok pejuang Palestina.

Serangan udara tentara Israel ke sebuah rumah warga Palestina,
menyebabkan gugurnya, Iman Hamdan-seorang perempuan berusia 34 tahun dan Mahmud Abid yang berusia 18 tahun dan diketahui sebagai anggota Hamas. Korban keempat adalah Ahmed Khalaf, yang gugur akibat tembakan tank Israel.

Serbuan Israel ke kamp pengungsi Palestina hari Minggu kemarin,
berlangsung dari pagi hingga sore hari. Tembakan dari tank-tank dan helikopter rejim Zionis menyebabkan kebakaran besar di kamp pengungsi itu.

Selain empat warga Palestina yang gugur, serangan Israel meyebabkan sedikitnya 25 warga Palestina lainnya luka-luka, termasuk kaum perempuan dan anak-anak serta sekitar sembilan pejuang. Sejumlah tentara Israel dilaporkan juga luka-luka akibat terkena pecahan granat anti-tank yang dilemparkan para pejuang Palestina.

Otoritas Palestina mengutuk serangan Israel yang dilakukan beberapa hari sebelum rencana kedatangan Presiden AS George W. Bush dan menyerukan agara Israel menghentikan operasi militernya di Tepi Barat dan Ghaza.

"Proses perdamaian tidak akan berhasil kecuali Israel menghentikan pembangunan pemukimannya dan operasi militernya terhadap rakyat Palestina, " kata Saeb Erekat, juru runding Palestina.

Namun Israel nampaknya tidak peduli dengan seruan otoritas Palestina. Olmert menyatakan akan tetap melanjutkan kebijakan operasi militernya ke wilayah Palestina dengan tingkat yang lebih keras lagi.

"Kami akan tetap bereaksi dan melakukan operasi militer untuk melawan elemen-elemen teroris dan mereka yang bertanggung jawab atas setiap sudut Ghaza serta Yudea dan Samaria (Tepi Barat)", tandas Olmert. (ln/aljz)