Presiden Palestina Minta Dunia Internasional Hentikan Agresi Israel ke Gaza

Berlanjutnya serangan misil-misil Israel dari ke Jalur Gaza memaksa Presiden Palestina Mahmud Abbas menyerukan dunia internasional untuk campur tangan, menghentikan agresi pasukan Zionis itu.

Kabar terakhir dari para petugas medis Palestina, Senin (21/5) dini hari seorang anggota Hamas yang sedang bersepeda terkena serangan udara Israel.

Sebelumnya, pada hari Minggu kemarin, sebuah misil Israel menghantam rumah Khalil al-Hayya, anggota parlemen Palestina di Gaza. Serangan itu, menyebabkan isteri dan sedikitnya tujuh anggota keluarganya tewas seketika dan 13 orang lainnya luka-luka. Namun saat serangan terjadi, al-Hayya sedang tidak berada di rumah.

Israel mengklaim serangan itu ditujukan ke tempat pembuatan roket para pejuang Jihad Islam, dan membantah telah sengaja menembakkan misil ke kediaman al-Hayya.

Para korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa. Sementara al-Hayya di tengah para pendukunganya menegaskan, "Kami akan terus maju, meski banyak tantangan, meski banyak yang menjadi martir, meski sakit yang kami dan rakyat kami alami. "

Nabil Abu Rdainah, salah seorang penasehat Presiden Abbas menyatakan mengutuk serangan Israel ke rumah al-Hayya. "Berlanjutnya serangan Israel ke Gaza akan membuat Timur Tengah menjadi tidak stabil dan akan terus terjadi kekerasan, " ujarnya.

Serangan Israel sepanjang sepekan kemarin hingga pagi ini, bukan hanya menimbulkan banyak korban jiwa warga Gaza tapi juga menyebabkan putusnya aliran listrik di Nozeirat yang berpenduduk 50 ribu jiwa dan di kota dekat kamp pengungsi di Gaza Tengah.

Hari Minggu kemarin, PM Israel Ehud Olmert menyatakan akan terus melakukan operasi militernya dengan target para anggota Hamas dan Jihad Islam.

Dari pihak Israel, belasan anggota pasukan militernya dikabarkan terluka akibat tembakan-tembakan roket para pejuang Palestina dari Gaza. Tembakan-tembakan roket ini juga menyebabkan warga Israel panik dan memaksa Israel mengungsikan warganya, terutama warga kota Sderot, akhir pekan kemarin.

Di dalam negeri, Ehud Olmert sendiri menghadapi tekanan dari sejumlah pejabatnya yang menginginkan serangan besar-besaran ke Gaza. Avigdor Lieberman, menteri urusan strategis Israel bahkan mengancam akan keluar dari pemerintahan Olmert, kecuali Olmert segera memerintahkan serangan luas terhadap Hamas. (ln/aljz)